Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Patok Batas, Antara Kehidupan Bertetangga dan Konflik di Dalamnya; Sebuah Refleksi Konflik Bertetangga di Malang yang Tak Kunjung Usai

28 September 2025   18:47 Diperbarui: 29 September 2025   06:34 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sebagai warga Kota Malang, saya amat malu atas kejadian yang viral ini. Banyak warga luar Malang yang menganggap bahwa warga Malang individualis, jahat kepada tetangga, dan cap buruk lainnya. Padahal, tidak seperti itu. Ada faktor X - dalam hal ini sebuah kekuatan ekstra - yang tidak bisa dinikmati kemerdekaannya oleh warga asli Malang seperti saya.

Contohnya, masalah parkir liar, masalah sound horeg, dan masalah premanisme lain yang seakan kami tidak punya kuasa untuk melawan. Kalau saya jadi warga di sana pun, dengan narasi yang beredar dan bukti video saat eks dosen digeruduk oleh banyak orang, saya bisa apa?

Makanya, pemangku kepentingan wajib tegas dalam hal ini. Sayang, itu tidak mereka lakukan dan masalah ini berlarut-larut. Masalah ini juga menjadi bukti kegagalan luar biasa Pemerintah Kota Malang dalam menyelesaikan masalah di daerahnya. Bagaimana tidak gagal, sampai banyak yang minta tolong ke Wakil Wali Kota Surabaya.

Kekuatan X inilah yang diyakini oleh banyak netizen sebagai hubungan simbiosis antara ormas dengan wali kota. Sebuah simbiosis yang kerap terjadi di kota lain. Apalagi, pemilik dari rental tersebut adalah ketua dari salah satu ormas yang menjadi pendukung wali kota saat pilwali 2024 kemarin. Banyak yang menduga, lambannya wali kota dalam menangani masalah ini karena kekuatan X ini. Benar atau salahnya, hanya mereka dan Tuhan yang tahu.


Namun, sebagai warga kota, saya hanya mau kasus ini bisa diselesaikan secara adil tanpa ada kekuatan atau faktor X. Saya tidak ingin kota saya dikuasai segelintir ormas tertentu yang merusak ketentraman. Saya tidak anti ormas, tetapi jika keberadaan mereka membuat kehidupan bertetangga tidak nyaman, maka sebaiknya mereka tidak perlu eksis.

Beberapa waktu lalu, Wali Kota Malang dengan slogan mboisnya berkelas itu membuat sebuah video bahwa ia akan menyelesaikan konflik ini. Di saat yang sama, eks dosen sudah terbang ke Jakarta untuk diundang podcast Denny Sumargo. Saya sangat berharap, penyelesaian konflik ini benar-benar adil. Tidak harus selalu damal. Jika ada yang harus dihukum, maka mereka juga harus dihukum sesuai aturan yang berlaku.


Sekian. Dari warga Kota Malang yang ketenangannya terganggu atas konflik ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun