Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Malang Creative Festival, Ketika Penutupan Jalan Protokol Tak Sebanding dengan Dampak yang Dihasilkan

27 November 2022   07:50 Diperbarui: 27 November 2022   07:52 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggung utama yang cukup megah. Dokumen Pribadi

Kedua, optimalisasi gedung Malang Creative Center

Sorotan Sebagian warga Malang dengan penutupan jalan tersebut adalah belum optimalnya gedung Malang Creative Center (MCC). Gedung ini baru saja dibangun dan menghabiskan dana lebih dari 90 milyar rupiah. Padahal, gedung tersebut direncanakan sebagai ruang kreatif bagi masyarakat Malang yang ingin menyalurkan kreativitasnya. Mereka yang memiliki usaha ekonomi kreatif diharapkan mampu terwadahi dari gedung megah tersebut.

Bangku dan kursi yang sudah kosong. Dokumen Pribadi
Bangku dan kursi yang sudah kosong. Dokumen Pribadi

Lantas, jika ada gedung baru tersebut, mengapa harus tetap menutup jalan? Apa harus menunggu seremonial dulu untuk menggunakan gedung tersebut? Apa memang harus saklek menggunakan Kayu Tangan agar roh kreatifnya tetap ada?

Padahal, pembangunan gedung tersebut sudah rampung. Setiap kali saya melewati gedung di kawasan Blimbing ini, gedung masih kosong. Hanya lampunya saja yang dinyalakan. Belum tampak banyak aktivitas yang berarti di gedung megah tersebut.

Masih banyak warga yang mencari hiburan dan penasaran. Dokumen Pribadi
Masih banyak warga yang mencari hiburan dan penasaran. Dokumen Pribadi

Kalau acara tersebut dilakukan di gedung tersebut, maka akan terasa jauh lebih bermanfaat. Selain menghindari penutupan jalan, momen itu juga bisa digunakan sebagai awal penggunaan gedung yang pembangunannya juga menuai pro kontra. Paling tidak, masyarakat Malang memganggap bahwa uang rakyat yang digunakan tidak berakhir sia-sia. Mereka juga bisa melihat pameran dengan nyaman tanpa takut terkena hujan.

Ketiga, konsep acara yang tidak begitu jelas

Pemahaman ini saya tangkap dari beberapa orang yang datang ke lokasi acara. Dari perbincangan mereka, Sebagian besar mempertanyakan konsep acara tersebut. Apakah berupa pameran kreatif atau pameran Malang Tempo Dulu.

Kalau pameran kreatif, mengapa ada imbaun untuk mengenakan pakaian jadul selama acara? Jika ada imbauan tersebut, mengapa tidak dibuat sekalian dalam nuansa tempo dulu? Mengapa masih ada spot yang mempertunjukkan kreasi kekinian. Panggung acara misalnya yang begitu megah layaknya panggung konser masa kini.

Panggung utama yang cukup megah. Dokumen Pribadi
Panggung utama yang cukup megah. Dokumen Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun