Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sangat Menyentuh, Ini Pesan Ki Manteb pada Putra Almarhum Ki Seno

3 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 3 Juli 2021   16:54 1681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ki Manteb Soedharsono| Sumber: TribunSolo.com/Imam Saputro

Bagi Ki Manteb, tekad kuat untuk belajar ndalang lebih penting dari apapun terutama mempermasalahkan gagrak apa yang akan digunakan. Sejak saat itu, Ki Seno serius belajar ndalang pada Ki Manteb dan beberapa dalang lain hingga terkenal memiliki gaya sendiri.

Bahkan, sebelum kematiannya, Ki Seno masih sempat berkonsultasi tentang lakon apa yang pantas dipentaskan dalam sebuah acara pada Ki Manteb. Ki Seno masih menganggap Ki Manteb adalah guru yang ia hormati walau ia sendiri sudah memiliki nama dan banyak penggemar.

Pada acara talilan tersebut, Ki Manteb memberikan beberapa boneka tokoh wayang yang dibuatnya sendiri pada putra Ki Seno. Salah satunya adalah Gatotkaca Thatit. 

Tokoh yang berkulit hitam legam dan gagak perkasa itu menjadi simbol pemberian Ki Manteb pada putra Ki Seno agar mereka rajin dan semangat berlatih sabetan. Ki Seno sendiri memang terkenal dengan sabetannya yang khas dan kadang membuat banyak orang terpingkal.

Namun, Ki Manteb juga berpesan agar dua putra Ki Seno tak hanya belajar sabetan. Mereka juga perlu belajar suluk (citra bahasa puisi) dan antawacana (dialog antar tokokoh wayang). 

Lantaran, seorang dalang hebat adalah mereka yang mau terus belajar mengembangkan diri dan potensinya dengan berbagai keahlian dalang yang ada. 

Sebenarnya, selain tiga kompetensi ndalang tadi, ada beberapa kompetensi lain yang perlu dimiliki oleh seorang dalang. Kompetensi tersebut adalah murwa, nyandra, pocapan, dan tembang.

Sama dengan petuah yang diberikan oleh Ki Seno, Ki Manteb juga memberikan petuah agar dua putra Ki Seno tidak saklek terhadap satu gagrak wayang. Mereka boleh belajar gagrak apapun asal pas di hati dan tekun untuk dilatih. Ki Manteb juga mengatakan bahwa sebenarnya, antara satu dalang dan dalang lain masih saling mempengaruhi.

Ki Manteb sendiri belajar banyak dari gaya Ki Narto Sabdo dan Ki Sudarman Gondodarsono. Beliau juga tak ragu untuk menggunakan banyak alat musik modern seperti terompet meski pada awalnya banyak ditentang oleh banyak dalang senior. 

Bagi Ki Manteb, pembaharuan positif dari seni wayang kulit adalah kunci asal tiap generasi mau belajar wayang kulit dengan serius dan tetap memperhatikan pakem dasar perwayangan.

Ki Manteb juga berpesan bahwa ketika seorang dalang memulai kariernya, maka yang ia inginkan adalah laku. Lalu, setelah laku, ia ingin laris dan dikenal oleh banyak orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun