Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengawali Pembukaan "New Normal", Wisata Pemandian Songgoriti Masih Terlihat Sepi

3 Agustus 2020   08:08 Diperbarui: 3 Agustus 2020   08:07 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolam renang songgoriti. - Dokumen Pribadi

Di sana tak ada petugas yang berjaga hanya saja informasi mengenai sebuah ruangan yang digunakan untuk pengunjung yang mengalami gejala mirip covid-19. Ruangan tersebut juga dilarang dimasuki oleh pengunjung atau petugas selain gugus tugas covid-19. Entah bagaimana ruangan ini digunakan nantinya, apakah jika ada pengunjung yang sesak nafas akan dimasukkan ke sana atau bagiamana. Yang jelas, ruangan tersebut amat kecil dan saya perkirakan hanya seukuran ruang UKS di sebuah sekolah. Atau bahkan lebih kecil dari itu.

Ruang isolasi. - Dokumen Pribadi
Ruang isolasi. - Dokumen Pribadi
Suasana hening langsung saya rasakan begitu masuk ke area taman bermain anak yang penuh dengan mainan dan patung. Beberapa suara orang berenang terdengar jelas dari arah kolam renang yang berada di sisi kanan dari taman bermain tersebut.

Taman yang lengang. - Dokumen Pribadi
Taman yang lengang. - Dokumen Pribadi
Saya pun berkeliling taman bermain dahulu dan mendapat kejutan berupa sampah daun yang masih berserakan di beberapa bagian. Untungnya, meski sampah daun cukup banyak terhampar di jalan yang membelah taman, tetapi tak ada satu pun sampah yang ada di tempat duduk pengunjung. Bahkan, di sana sudah ada tanda larangan untuk tidak diduduki sebagai bentuk prosedur pencegahan wabah covid-19.

Taman yang sepi. - Dokumen Pribadi
Taman yang sepi. - Dokumen Pribadi
Langkah kaki saya lalu menuju danau yang menjadi ikon dari tempat wisata ini. Patung rombongan Biksu Tong, Go Kong dan kawan-kawan masih berdiri tegak di tepi danau. Pada bagian jembatan yang membelah danau, juga tak tampak pengunjung yang biasanya menjadi rebutan untuk berfoto. Pun demikian dengan sepeda air yang tampak kosong melompong. Nihil oleh pengunjung yang mencoba mengelilingi danau dengan kendaraan tersebut. Barulah beberapa saat kemudian, saya melihat satu keluarga, ayah, ibu, dan seorang anak yang mencoba sepeda tersebut.

Patung biksu Tong dan ketiga muridnya - Dokumen Pribadi
Patung biksu Tong dan ketiga muridnya - Dokumen Pribadi
Mereka menjadi pengunjung kedua setelah saya dan kemudian diikuti oleh dua keluarga lain. Mendapatkan teman di taman tersebut membuat saya tenang. Paling tidak saya tidak sendirian dan berasa creepy.

Wahana sepeda air yang sepi. - Dokumen Pribadi
Wahana sepeda air yang sepi. - Dokumen Pribadi
Lalu, saya pun menuju pujasera yang berada di sebelah kolam renang. Tak tampak banyak pedagang yang menjajakan dagangannya. Walaupun pengunjung kolam renang mulai bermunculan terutama para pemuda yang sedang belajar beranang, tetap saja, kursi-kursi di tempat tersebut sepi.

Cukup lama saya duduk di tempat tersebut sambil melihat orang berenang. Kegiatan yang sudah lama saya tinggalkan. Biasanya, saya mengantar sepupu saya berenang sambil menikmati teh hangat ang dijual di sebuah kolam renang umum. Kini, kegiatan itu tak bisa leluasa dilakukan.

Tampak lengang. - Dokumen Pribadi
Tampak lengang. - Dokumen Pribadi
Kunjungan saya ke wisata ini hanya sebentar karena saya sudah merasa cukup untuk menenangkan diri dan mengobati kekecewaan karena candi yang saya tuju tutup. Saya pun keluar dan meminta hand sanitizer kepada petugas.

Meski hari sudah siang, masih belum banyak pengunjung yang datang. Suara para pedagang cindera mata pun bersahut-sahutan berpadu dengan suara para penjaja villa. Mereka tetap semangat walau kondisi tempat wisata yang menginisasi pembukaan wisata new normal di Malang Raya tetaplah sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun