Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Berbagi, antara Ranah Privasi dan Konsumsi Publik

8 Mei 2020   05:00 Diperbarui: 8 Mei 2020   09:55 2391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membantu mereka yang lebih dekat dengan kita adalah prioritas dalam berbagi. Ibu saya selalu mengingatkan saya untuk menyisihkan penghasilan saya tiap bulan untuk kegiatan pengajian rutin yang diadakan.

Pengajian tersebut biasanya memberi sedekah kepada mereka yang membutuhkan, semisal janda, anak yatim, dan orang tua renta pada momen tertentu. 

Diantaranya adalah ketika Idulfitri, Maulid nabi, dan Muharram. Meski tidak banyak yang penting rutin. Akhirnya, lama-kelamaan kegiatan ini menjadi sebuah kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan. Jika belum mengeluarkan untuk kegiatan ini, maka rasanya ada yang kurang.

Oh ya, berbagi tidak harus dalam bentuk materi. Kalau saya ada waktu dan tenaga, kadang jika ada orang yang meminta bantuan hal-hal receh semisal membetulkan pengaturan ketikan di word atau excel, mencari informasi di internet, atau kegiatan lain yang berhubungan dengan pikiran dan tenaga, maka akan saya bantu.

Namun, kegiatan-kegiatan tersebut tidak ingin saya umbar. Baru pada tulisan kali ini saya ceritakan. Saya tidak mau larut dalam buaian pujian duniawi yang mendegradasi makna connecting happiness dalam kegiatan sedekah yang saya lakukan. Intinya, yang penting saya sudah sedekah itu saja sudah cukup.

Meski demikian, jika saya melakukan dalam kelompok atau komunitas, tentu kegiatan ini akan saya umbar. Alasannya, selain sebagai bentuk pertanggungjawaban, dengan memperlihatkan kegiatan sedekah yang kita lakukan, maka akan membuat banyak orang untuk ikut berbagi. Semakin banyak orang yang ikut berbagi, semakin banyak pula semangat connecting happiness yang dirasakan oleh banyak orang.

Baru-baru ini, saya diajak beberapa rekan untuk ikut berbagi kepada petugas kebersihan yang sangat membutuhkan alat pelindung diri. Mereka juga ujung tombak dalam kegiatan sehari-hari dan sangat berjasa bagi kita.

Sayangnya, mereka jarang diperhatikan serta sangat berisiko tertular penyakit covid-19. Keseharian mereka yang berhubungan dengan sampah menjadi alasan utamanya.

Jadi, arti berbagi dan sedekah bagi saya tentu saja bisa mengantarkan kebahagiaan yang saya miliki kepada orang lain. Dari kebahagiaan yang saya antarkan, saya mendapat kebahagiaan lain yang silih berganti. 

Untuk berbagi yang inisiatif secara pribadi, karena ini ranah privasi, biar Tuhan dan saya yang tahu. Untuk kegiatan berbagi dan sedekah yang membutuhkan dukungan banyak orang, maka dengan senang hati akan saya sosialisasikan kepada khalayak. Jadi, tinggal melihat konteksnya saja.

Bagaimana dengan Anda? Sudahkan berbagi hari ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun