
Kadang, entah bagaimana sistem yang terjadi, posisi yang sudah dipindah itu ternyata juga ditempati oleh penumpang yang baru naik dari stasiun tertentu. Alhasil, kegiatan klaim kursi kereta pun akan berlangsung. Jika tak ada yang mengalah, maka ya bisa adu argumen.
Saya baru ikhlas merelakan kursi saya ditempati jika ada simbah yang tak kebagian tempat duduk. Biasanya, simbah ini baru membeli tiket beberapa jam sebelum keberangkatan kereta sehingga mendapatkan tiket berdiri.Â
Namun, jika kursi saya ditempati mas-mas, mbak-mbak, ibu-ibu, atau bapak-bapak yang masih kuat berdiri atau mulai ribet dengan acara pindah-pindah kursi, maka saya tetep kukuh dengan kursi yang saya miliki.
Biasanya, mereka baru takut jika ada polsuska dan kondektur yang melintas untuk mengecek tiket. Sayangnya, pengecekan tiket baru berlangsung setelah kereta melewati lebih dari 3 stasiun dari stasiun keberangkatan. Saat kereta berhenti di 3 stasiun itu, ya acara klaim tempat duduk pun terjadi.
Alasan utama penumpang yang ingin pindah posisi tempat duduk biasanya agar bisa dekat dengan keluarganya. Mengingat posisi tempat duduk KA lokal tidak bisa dipilih dan ditentukan secara acak, maka biasanya satu rombongan mendapatkan kursi yang terpisah.
Saya pun biasanya juga mengikhlaskan menukar posisi tempat duduknya jika ada anak kecil yang terpisah dari ibu atau ayahnya. Tidak mungkin juga kan saya menutup mata melihat anak kecil duduk sendirian jauh dari orang tuanya.
Namun, jika anggota rombongan itu sama-sama dewasa dan ingin menukar posisi tempat duduk karena ingin bercakap-cakap, saya kok tidak rela ya. Ini pelajaran juga agar tetap tunduk pada peraturan dan tidak merugikan penumpang lainnya.
Sebenarnya, pihak KAI sudah sering memberi imbauan dan peringatan untuk duduk sesusai nomor yang tertera di tiket kereta. Selain untuk mempermudah pengecekan tiket, tentunya menghindari acara klaim tempat duduk ini. Â Â
Bagaimana dengan Anda, pernahkan mengalami kejadian klaim tempat duduk ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI