Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tempat Kerja Idaman bagi "Content Writer"

19 Juli 2019   09:07 Diperbarui: 19 Juli 2019   09:10 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pojok favirit saya untuk bekerja di Perpustakaan Grahatama Jogja. - Dokpri

Saya bekerja di sebuah tempat pendidikan. Selain itu, saya juga menjadi kontributor beberapa media daring baik yang mengupas seputar wisata maupun mengenai materi pembelajaran. Maka, beberapa syarat sebuah tempat yang dijadikan tempat kerja haruslah memenuhi beberapa hal berikut.

Pertama, tentu harus ada stop kontak sebagai nyawa laptop saya agar tetap menyala. Kedua, ada koneksi internet, baik berbayar maupun gratis. Dan yang ketiga, ada suasana ketenangan yang mendukung saya dalam bekerja dengan maksimal.

Bekerja di kantor, rumah, atau di manapun sebenarnya tak masalah. Yang penting, tiga kondisi di atas haruslah terpenuhi dengan baik. Uniknya, baik rumah ataupun kantor, keduanya bukanlah tempat kerja yang mendukung pekerjaan secara optimal. Terlebih, jika pekerjaan yang saya lakukan membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Saya sering direcoki orang terdekat saat bekerja membuat pekerjaan saya tidak maksimal.

Pilihan pun jatuh kepada perpustakaan umum. Di sini, ketiga poin penting yang mendukung suasana kerja optimal tadi bisa saya rasakan. Dan pastinya, saya memperoleh bahan bacaan yang tak saya dapatkan di rumah maupun di tempat kerja.

Bekerja di perpustakaan juga memberi saya jaminan akan rasa tenang yang saya dambakan. Suasana hening dan alunan musik lirih yang mengalun membuat saya betah. Terlebih, jika mood sedang bagus, saya bahkan bisa menyelesaikan 4 hingga 5 tulisan dengan duduk manis 3 jam di perpustakaan.

Walau memiliki beberapa kelebihan, perpustakaan tidaklah menyimpan kesempurnaan. Tentu, ada beberapa hal yang tetap harus diperhatikan. Biasanya, untuk mendapatkan fasilitas stop kontak yang mendukung, saya harus datang lebih awal. Bisa jadi, sebelum jam perpustakaan buka. Mengingat, ada banyak pengguna perpustakaan yang juga memakai laptop di waktu yang bersamaan.

Untungnya, ada perpustakaan yang menyediakan khusus colokan listrik dalam jumlah banyak. Sementara ini, Jogja adalah juaranya. Saya selalu bisa memastikan mendapat tempat untuk menulis di laptop meski datang pada waktu ramai pengunjung.

Banyak stop kontak tersedia di Perpusatakaan Grahatama. - Dokpri
Banyak stop kontak tersedia di Perpusatakaan Grahatama. - Dokpri

Perpustakaan Grahatama Jogja malah menyediakan meja dan kursi khusus bagi mereka yang membawa laptop.  Sementara, Perpustakaan Kota Jogja menyediakan tempat di bagian luar yang terpisah dengan bangunan perpusatakaan. Jadi, kalau hanya niat numpang wifi-an, lebih baik datang ke perpustakaan Kota Jogja. Jika sedang ingin mencari bahan bacaan untuk mendukung tulisan, maka Perpustakaan Grahatama tetaplah menjadi acuan.

Untuk di Kota Malang sendiri, saya jarang menggunakan perpustakaan sebagai tempat bekerja. Dulu sih, hanya pernah saya gunakan untuk memberi tambahan pelajaran kepada siswa bimbingan saya. Alasannya, jumlah stop kontak di perpustakaan ini cukup terbatas. Siapa cepat dia dapat. Begitu peribahasanya. 

Kala saya datang ke sini, saya lebih banyak mencari literatur, terutama mengenai Kota Malang yang tak saya dapat di perpustakaan lain. Meski begitu, untuk saat ini, perpustakaan umum Kota Malang masih menempati posisi pertama dalam hal kecepatan akses internet dibanding perpustakaan lainnya versi saya.

Pengguna internet gratis berada di luar bangunan Perpustakaan Kota Jogja. - Dokpri
Pengguna internet gratis berada di luar bangunan Perpustakaan Kota Jogja. - Dokpri
Selain perpustakaan, kereta api juga menjadi tempat paling menyenangkan untuk bekerja. Jika memungkinkan, saya akan membuka laptop untuk bekerja sembari menikmati perjalanan. Namun, saya melakukannnya jika menaiki kereta kelas ekonomi premium, bisnis, dan ekskutif. Sementara, jika saya menaiki kelas ekonomi PSO dengan kursi yang berhadapan 3-2, saya memilih tidak melakukannya. Selain sempit, saya juga bertoleransi kepada penumpang lain yang juga ingin istirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun