Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Liburan Makin Sempurna Kala Bersua dengan Kang Pepih Nugraha

12 Juli 2019   09:50 Diperbarui: 12 Juli 2019   10:13 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kapal Semarang. - Dokpri

Selepas saya berdoa, saya ingat dua tiga hari ini saya tidak menulis dan membuka akun Kompasiana. Baru saja saya akan mengetik Halaman profil saya seperti biasanya, mendadak saya ingat.

Itu kan Kang Pepih Nugraha?

Saya langsung mencari keberadaan sosok tersebut. Untunglah, sosok itu masih menunaikan salat sunah selepas salat fardhu. Saya amati sebentar karena saya juga masih ragu dan takut salah orang. 

Selepas beliau meninggalkan ruangan salat, saya pun juga ikut keluar. Masih antara ya dan tidak, saya coba membuka foto Kang Pepih di berbagai portal berita.

Akhirnya, saya mantap meyakini bahwa itu Kang Pepih dari bahasa Sunda yang beliau ucapkan dengan keluarganya. Dengan segera, saya menghampiri beliau dan menanyakan apakah betul beliau adalah Kang pepih.

Dan ternyata benar. Alhamdulillah. Beliau juga kaget dan menanyakan siapa saya. Yah, harap maklum saya bukan sosok terkenal. Bahkan di Kompasiana sekalipun. Saya pun mengatakan bahwa saya menulis di Kompasiana sampai sekarang. Mendengar itu, Kang Pepih sangat gembira.

"Wah terima kasih, ya Mas. Sudah disapa."

Iya, saya juga gembira. Tak menyangka bisa bertemu Kang Pepih meski bukan dalam suatu acara formal ataupun acara pelatihan kepenulisan. Beliau menanyakan saya gemar menulis tentang traveling terutama tentang candi dan kereta api.

Saya pun bercerita bahwa baru saja mengunjungi sebuah candi kecil di Kabupaten Semarang. Kang Pepih pun mengapresiasi saya. Ya Tuhan, saya sangat gembira. Walau tulisan saya remeh temeh, dengan sedikit apresiasi dari Kang Pepih membuat saya semakin semangat menulis. Termasuk, menulis tulisan ini di atas Kereta Api Maharani dalam kondisi yang terkantuk-kantuk.

Kang Pepih berpesan bahwa kalau bisa saya konsisten menulis. Insha Allah anti tulisan saya bisa jadi ladang amal terutama jika bermanfaat. Kang Pepih juga bercerita mengenai Kompasiana sekarang. 

Meski tidak lagi menggawangi blog keroyokan ini lagi, namun beliau masih melihat perkembangannya dari luar. Beliau tetap mengapresiasi Kompasiana yang terus mengalami lonjakan jumlah penulis dalam beberapa waktu terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun