Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Beberapa Hal yang Tak Boleh Diremehkan saat Menginap di Hostel

30 Juni 2019   17:24 Diperbarui: 30 Juni 2019   20:18 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hostel, dormitory, ataupun penginapan bersama masih menjadi pilihan saya menginap di suatu kota.
Tak hanya di luar kota, di dalam kota pun saya kerap melakukannya sebagai ajang staycation. Maklum, penghasilan saya tidaklah melimpah. Saya pun bukan blogger atau youtuber yang sudah punya jam terbang tinggi dan mendapat content placement dari hotel mewah. Jadi, pilihan penginapan yang paling murah masih menjadi andalan saya kala ingin berlibur.

Nah, saat ini, di berbagai kota besar, terutama di kota dengan destinasi wisata yang banyak, hostel tumbuh bak kecambah yang disiram dan diberi sinar matahari. Harga yang ditawarkan pun gila-gilaan, hingga mencapai di bawah 50 ribu rupiah per malam. Dengan harga itu, pilihan pun lebih bervariasi.

Namun, ada kalanya, saya menelan kekecewaan lantaran hostel yang saya inapi berada di bawah ekspektasi saya. Sebenarnya, kesalahan tidak hanya berasal dari pihak hostel namun juga saya pribadi yang tidak membaca aturan dan fasilitas hostel sebelum melakukan pemesanan. Untuk itu, sebagai bahan pembelajaran, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan memesan kamar di sebuah hostel.

Posisi Tempat Tidur
Sejak mengalami kecelakaan sepeda motor beberapa waktu lalu, saya kini tidak bisa leluasa untuk menggunakan tangan kanan. Maka, posisi tempat tidur menjadi perhatian saya kala memesan hostel.

Ada hostel yang menerapkan harga sama, baik untuk tempat tidur di bawah maupun di atas. Ada pula yang menerapkan harga berbeda untuk perbedaan posisi tempat tidur tersebut. Jika harga sama, maka saya akan memesan jauh-jauh hari. Biasanya, di formulir pemesanan, akan muncul semacam preferensi posisi tempat tidur yang bisa dipilih. Untuk amannya, saya biasanya mengubungi dulu penginapan yang tersebut.

Ada pula hostel yang memberikan harga berbeda sesuai kemudahan akses tempat tidur tamunya. Seperti salah satu hostel di Semarang yang pernah saya inapi. Di sana, satu kamar berisi sekitar 30 tempat tidur dengan tiga tingkatan. Tingkat paling bawah dihargai sekitar 70.000 rupiah per malam. Tingkat kedua dihargai 50.000 rupiah per malam dan yang paling atas hanya 30.000 rupiah per malam.


Saya sempat termakan harga murah kala memesan kamar seharga 30.000 ribu rupiah per malam. Ternyata, kamar yang saya tempati berada pada posisi yang paling atas. Apesnya, semua kamar sudah penuh.  Jadi, saya harus bersusah payah naik ke tingkat tiga kala ingin tidur layaknya siluman laba-laba.

Walau demikian, ada pula hostel yang memperbolehkan penukaran posisi tempat tidur bagi tamunya. Seperti hostel yang saya inapi di Purwokerto. Di sini, saya harus menambah ekstra 10.000 rupiah per malam untuk mengganti posisi bed dari atas ke bawah.

Sebisa mungkin saya menghindari tempat tidur di atas. - Dokpri
Sebisa mungkin saya menghindari tempat tidur di atas. - Dokpri
Kamar Campur atau Sesuai Jenis Kelamin?
Jika masih ada, saya akan memesan kamar sesuai jenis kelamin. Bukan apa-apa, ajaran agama yang saya anut melarang untuk berada satu kamar dengan orang yang berbeda mahram. Namun, kalau kepepet, saya akan memilih hostel yang kamarnya memiliki sekat antar kasurnya. Artinya, meski dalam satu kamar, dengan tamu lain saya masih terpisah sekat tersebut. Saya pernah lho, menginap di hostel yang terdiri dari banyak bed dan dihunin laki-laki maupun perempuan tanpa sekat.

Saya jadi kesulitan untuk berganti pakaian karena harus menunggu giliran di kamar mandi. Belum lagi kalau saya harus merapikan beberapa barang pribadi, seperti (maaf) celana dalam. Memang, kala saya membaca rekan-rekan traveler yang telah berkeliling dunia hal ini sudah biasa. Namun, jika masih di Indonesia, rasanya kok risih ya. Maka, hostel seperti ini benar-benar saya hindari meski harganya murah.

Kini banyak hostel di dalam negeri yang menyediakan kamar dengan bentuk hammock campur seharga 30.000 rupiah. - dokpri
Kini banyak hostel di dalam negeri yang menyediakan kamar dengan bentuk hammock campur seharga 30.000 rupiah. - dokpri
Deposit Loker
Kala menginap di hotel, saya jarang sekali diminta uang tambahan selain harga kamar yang saya pesan. Berbeda halnya dengan menginap di hostel, saya biasanya diminta untuk membayar uang deposit loker atau ruangan. Biasanya, uang tersebut hanya sekitar 50.000 rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun