Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Dijamin Mewek, Ini Lima Rekomendasi Film Pendek Viddsee saat Lebaran

31 Mei 2019   03:00 Diperbarui: 31 Mei 2019   04:03 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menonton film masih menjadi hal yang menyenangkan saat lebaran lantaran banyak pelajaran yang bisa dipetik.

Namun, kegiatan menonton film kadang harus terpotong oleh kegiatan lain seperti melakukan perjalanan dan bersilaturahmi. Terutama, jika durasi film yang ditonton cukup panjang. Belum lagi, gawai yang menjadi candu selama ini membuat menonton bersama tidak bisa dilakukan dengan baik.

Untuk itu, film pendek bisa menjadi alternatif hiburan sekaligus tontonan saat lebaran. Film pendek bisa menjadi teman ketika sedang berada dalam kemacetan di jalan. Film pendek pun bisa jadi solusi kala gawai tidak bisa lepas dari tangan. Film pendek juga bisa menjadi bahan diskusi di WAG keluarga daripada membicarakan hoaks.

Salah satu saluran yang menyediakan film pendek berkualitas adalah Viddsee. Saluran ini memuat film dari beberapa Negara Asia Tenggara yang sarat makna. Ada film drama, komedi, dan horor. Tema yang diangkat juga tak jauh dari hubungan antar anggota keluarga. Berikut rekomendasi lima film pendek dari Viddsee yang bisa ditonton saat lebaran.

Piah (Singapura)

Singapura memiliki banyak film pendek yang kebanyakan berasal dari kisah nyata. Salah satunya berjudul Piah (kue pia). Film ini menceritakan tentang dendam seorang anak pada ayahnya yang dikubur begitu lama, dari kecil hingga ia dewasa.

Dendam sang anak yang bernama Ah Huat dipicu lantaran ayahnya memarahinya setelah tahu nilai anaknya jelek. Sang ayah tak sengaja menjatuhkan kaleng berisi kue pia yang dibuat mendiang ibunya untuk terakhir kali. Sang ibu memang telah meninggal dunia saat membuat pia. Jadi, pia itu sangat berharga bagi Ah Huat.

Akibat kejadian tersebut, Ah Huat tidak menganggap ayahnya ada. Ia tidak mau makan masakan ayahnya dan kegiatannnya lebih banyak dilakukan di Balai Rakyat. Pergi saat pagi dan pulang saat malam hari ketika sang ayah tengah tertidur. Ia juga jarang menatap mata ayahnya ketika berbicara.

Cuplikan film Piah. - Tangkapan layar
Cuplikan film Piah. - Tangkapan layar
Pada suatu hari, ayahnya berkeinginan melihat kegiatan sang anak di Balai Rakyat. Lantas, ia bertemu dengan seorang makcik yang cukup dekat dengan Ah Huat. Makcik tersebut bercerita bahwa Ah Huat sangat berjasa bagi kelangsungan Balai Rakyat. Ia juga memuji Ah Huat yang memiliki banyak ide sehingga bangunan tersebut banyak bermanfaat bagi masyarakat.

Film ini mengajarkan bahwa hubungan anak dan ayah sesungguhnya bagaikan air yang mengalir. Tak akan bisa dipisahkan oleh apapun. Maka, di akhir film, ada sebuah adegan yang sangat mengharukan kala ayah dan anak itu menyadari untuk membuang ego masing-masing sehingga hubungan mereka kembali pulih. Sesukses apapun kita dan sebermanfaat apapun kita bagi masyarakat, tetaplah hidup kita akan lebih bermakna jika ada manfaat dan ikatan erat dengan keluarga.

Home (Malaysia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun