Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kado Umroh untuk Mada, Guru Honor yang Menginspirasi

20 Juni 2018   06:13 Diperbarui: 20 Juni 2018   15:47 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Mada yang menginspirasi orang-orang di sekitarnya. - Dokumen Pribadi.

Di tengah semangatnya yang menyala-nyala, saya yakin di hati kecilnya bergetar akan nasibnya yang hingga kini masih berstatus Guru Honorer K2. Apalagi, pada kesempatan terakhir tes CPNS yang diadakan beberapa waktu lalu oleh pemerintah kota, Mada adalah satu-satunya peserta yang tak lolos tes tersebut. Padahal, semua rekan-rekannya satu sekolah dengan masa tugas lebih sedikit telah diangkat menjadi PNS. 

Ketika saya mencoba menanyakan apakah Mada merasa kecewa dengan realita yang ia hadapi sekarang, ia hanya mengatakan baginya kini bukan lagi status PNS yang menjadi pemikirannya. Bagaimana Mada bisa tetap sehat dan semangat mengajar serta menyelesaikan tugas sekolah dengan baik adalah tujuan utamanya. Sungguh, saya tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Tekad kuat itu ternyata bukan hanya terucap di bibir saja. Pada suatu hari, Mada mendapat selebaran dan broadcast dari Forum Guru Honorer K2 untuk mengikuti demo menuntut kejelasan nasib mereka di Balaikota. Saat itu, kami juga sedang berusaha menyelesaikan laporan keuangan. Melihat selebaran itu, saya spontan mempersilahkan Mada untuk ikut dalam aksi. Tetapi, dengan tegas ia menolak ajakan itu.

Menurut Mada, bergabung aksi demo bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah saat ini. Tugas sekolah akan terbengkalai dan ia akan mendustai pekerjaannya sebagai guru karena hanya terdistorsi dengan uang. Baginya, menjadi guru adalah pekerjaan yang nilainya tak bisa dihargai dengan uang. Berapapun nilainya. Kata-kata yang begitu masuk di dalam sanubari saya. Padahal saya tahu, di dalam kehidupan sehari-harinya Mada cukup kesulitan dalam hal ekonomi. Gaji guru honorer yang tak sampai separuh UMR Kota jika dihitung tak akan cukup ditambah dengan sang suami yang juga bekerja buruh serabutan.

Namun, Mada selalu mengatakan tersenyumlah riang ketika engkau berada di depan kelas. Bagi Mada, seorang guru adalah pilot yang memegang kemudi kelas. Kelas akan seperti pesawat yang melewati langit yang cerah ketika sang guru bisa mengendalikannya dengan baik. Saat guru tak ada beban pikiran, fokus mengajar, dan selalu tersenyum melihat semangat siswa di kelasnya. Bagaimanapun, siswa-siswa berharap sang guru akan mengajar dengan suasana yang menyenangkan saat mereka berangkat ke sekolah. Apapun kondisi sang guru tersebut.

Kata Mada, apapun kondisi guru, ia harus tetap semangat di depan murid-muridnya. - Dokumen Pribadi
Kata Mada, apapun kondisi guru, ia harus tetap semangat di depan murid-muridnya. - Dokumen Pribadi
Seberat apapun masalah guru honorer, kata Mada, jika dijalani dengan ikhlas maka sebenarnya adalah ladang amal yang terus mengalir sampai kapanpun. Bukankah ilmu adalah salah satu amal jariyah yang pahalanya tak akan pernah putus? Tak hanya itu, dengan mengeluh maka tak akan menyelesaikan masalah. Keluhan-keluhan yang terucap akan membuat batu di kepalanya akan semakin bertambah banyak. Perumpamanan itu Mada ungkapkan dengan nada bercanda pada suatu kesempatan.

Sayang, kebersamaan saya dengan Mada harus berakhir tahun lalu. Ketika saya memutuskan untuk melakukan sebuah pekerjaan lain demi masa depan saya. Dalam sebuah perpisahan, saya jujur kepada Mada alasan kenapa saya tak bisa seikhlas Mada dan memutuskan untuk tak melanjutkan karir sebagai guru honorer. 

Dengan bijak Mada berkata, keputusan saya sangatlah tepat. Sesungguhnya tempat saya bukanlah di sana. Keputusan saya untuk bisa berkembang didukung Mada. Siapa tahu, dengan keputusan yang saya ambil, suara untuk rekan-rekan guru honorer dan masalah-masalah di dunia pendidikan bisa saya aspirasikan melalui tulisan-tulisan dalam narablog.

Telah banyak pelajaran yang sudah Mada berikan pada saya. Telah banyak pula ilmu dan segala hal pengajaran yang ia berikan kepada siswa-siswinya dalam dua puluh tahun terakhir ini. Tekadnya yang kuat untuk menomorsatukan siswa-siswinya sungguh menginspirasi saya. Dalam hati yang terdalam, kalau ada kesempatan rasanya saya ingin memberi sebuah hadiah. Hadiah spesial yang mungkin akan bisa menjadi pemacu semangat Mada untuk terus mengabdi di negeri ini.

Di bulan penuh rahmat ini, hadiah spesial yang kiranya tepat untuk sosok Mada yang inspiratif ini adalah kado Umroh Allianz. Perjalanan umroh yang mungkin tak akan pernah dibayangkan oleh Mada. Tapi saya yakin, kado perjalanan umroh yang dipersembahkan oleh Allianz ini adalah apresiasi yang tepat bagi seorang guru honorer yang ikhlas dan terus semangat berjuang di jalan Allah. Yang tak terdistorsi dengan uang demi mengantarkan setiap langkah generasi penerus bangsa. Dan, doa terus saya panjatkan agar kado Umroh Allianz ini bisa terwujud.

Tulisan ini diikutsertakan juga di microsite http://kadoumroh.allianz.co.id/. Anda bisa ikut membagikan kisah inspiratif pada tautan ini dengan menggunakan hashtag #KadoUmrohAllianzKompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun