Mohon tunggu...
Welly Eru
Welly Eru Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Nama Pena: Ikko Williams (Penulis novel Amin yang Sama dan Sujudku Karena Cinta)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengingat Dosa dan Azab Allah: Renungan dari Film "Exodus: Gods and Kings"

1 April 2024   15:31 Diperbarui: 1 April 2024   15:35 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Exodus via: http://rottentomatoes.com

Sebagaimana lampu layar bioskop yang redup, begitu pula kehidupan ini ---fana dan penuh dengan pergolakan. Sebagai seorang muslim, menonton film "Exodus: Gods and Kings" bagiku tidak sekadar sebagai hiburan semata. Kisah epik ini, yang menghidupkan kembali narasi keluar (exodus) Bani Israil dari Mesir yang tertulis dalam kitab suci, berkesan mendalam pada jiwaku, mengingatkanku akan realitas kematian, keberadaan Allah, dan kepastian azab.

Film buatan Ridley Scott ini walaupun mungkin tidak sempurna dalam akurasi agama atau sejarah, menawarkan estetika visual yang mengagumkan. Dengan penokohan yang kuat dari Christian Bale sebagai Musa, dan Joel Edgerton sebagai Ramesses, film ini menggambarkan perjuangan kebebasan serta penderitaan yang menyentuh. Element-elemen ini membangkitkan empati dan rasa kemanusiaan yang mendalam.

Namun, lebih dari apresiasi artistik, apa yang digambarkan dalam film ini membangkitkan refleksi spiritual pada diriku. Setiap peristiwa yang tergambar mengingatkanku pada kebesaran Allah dan bagaimana takdir-Nya bekerja dalam skala yang tidak bisa kita pahami. Aku merenung betapa kecilnya manusia di hadapan kuasa-Nya, di mana seorang pangeran yang berkuasa seperti Musa harus menghamba dan menyerahkan segalanya pada Yang Maha Esa.

Hikmah-hikmah yang kusimpulkan setelah menonton film ini cukup beragam. Pertama, aku teringat bahwa kita semua sedang berada dalam sebuah perjalanan, metaforis seperti perjalanan Bani Israel. Ada masanya kita merasa nyaman dalam 'Mesir' kita sendiri, zona nyaman yang penuh dengan kemewahan, tapi seringkali melupakan apa yang abadi dan esensial.

Kedua, adegan-adegan yang memperlihatkan mukjizat dan azab memberikan ilustrasi kuat tentang kekuatan iman, di mana Musa dengan penuh keteguhan hati mendukung kebenaran meski harus berhadapan dengan tantangan yang tidak hanya fisik tapi juga rohani. Ini menyadarkanku bahwa dalam kehidupan ini, kita memiliki tanggung jawab untuk berdiri teguh pada apa yang kita yakini.

Ketiga, saat aku menyaksikan representasi azab yang menimpa kaum tirani, naluriku membatin, "ingatlah mati dan ingatlah bahwa azab itu ada". Film ini berfungsi sebagai sarana yang menggugah kesadaranku untuk selalu ingat bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, dan segala yang kita perbuat akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Terakhir, perenungan akan kematian dan ketundukan kepada Allah ini tidak hanya menghentakkan pikiran bahwa dunia hanyalah tempat sementara, tapi juga membuatku berintrospeksi tentang bagaimana mengisi sisa kehidupan dengan amal yang memiliki bobot di akhirat.

Di penutup, "Exodus: Gods and Kings", walaupun sarat dengan konten Hollywood yang mungkin tidak selalu sejalan dengan pandangan Islam, memiliki daya ungkap yang kuat dalam hal visualisasi kisah teologis. Film ini menjadi jembatan menuju refleksi yang lebih mendalam tentang kehidupan, kematian, dan kekuatan keimanan. Dan bagiku, itu adalah sebuah hikmah yang akan terus bernyawa lama setelah lampu bioskop kembali menyala.

Ikko Williams
Magelang, 01 April 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun