Mohon tunggu...
Welly Eru
Welly Eru Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Nama Pena: Ikko Williams (Penulis novel Amin yang Sama dan Sujudku Karena Cinta)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Oknum 'Bobotoh' yang Habisi Nyawa Supporter 'Jakmania'

24 September 2018   13:41 Diperbarui: 24 September 2018   14:58 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana jelang laga pertandingan Persib Bandung dan Persija Jakarta di stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung (23/09/2018)-- Foto Dari Bolasport.com


 Hari Minggu, 23 September 2018, tak sedikit pasang mata menyaksikan pertandingan sepak bola Liga 1, 2018 antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta, tepatnya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung. Usaha para pemain yang sama-sama keras untuk kemenangan telah mengantarkan Persib memenangkan pertandingan ini dengan skor tipis 3 - 2.

Uforia kemenangan Bobotoh (sebutan untuk supporter Persib) pun merebak dan tentunya seperti pendukung tim manapun, kebangaan tersendiri menancap kuat dalam diri mereka. Jakmania (sebutan untuk supporter Persija) pun mau tak mau harus menerima kekalahan klub kesayangan mereka. Bukankah setiap pertandingan selalu ada yang kalah dan menang?

 Namun ada sisi pelik dalam uforia itu, sesaat setelahnya beredar video pengeroyokan yang dilakukan oknum supporter Persib kepada seorang supporter Persija.

 Adalah Haringga Sirila, warga Cengkareng, Jakarta yang harus merenggang nyawa usai dikeroyok masa pendukung Persib, menjelang laga pertandingan.

 Seperti dilansir bolatimes.com, kronologi pengeroyokan tersebut bermula pada pukul 13.00 WIB atau sebelum laga antara Persib vs Persija dimulai pada pukul 16.00 WIB.

 Korban yang memang hanya sendirian datang dari Jakarta, dikejar oleh sejumlah oknum Bobotoh yang jumlahnya tak bisa dibilang sedikit.

 Singkat cerita, sejumlah oknum pendukung Persib tersebut berteriak kalau orang yang mereka kejar tersebut merupakan anggota Jakmania.

 Tak pelak, Jakmania bernama Haringga Sirila tersebut langsung dipukuli pendukung Persib lainnya, menggunakan balok kayu, piring, botol, dan benda-benda lainnya bahkan korban sampai ditendangi dan diinjak-injak.

 Haringga pun tewas secara mengenaskan di tempat meski sebelumnya ia sempat berteriak memohon ampun dan meminta tolong ke orang di sepanjang jalan saat ia dikejar.

 Dan meski lima dari sepuluh orang tersangka yang ditangkap Porestabes Bandung sudah mengakui perbuatannya sore itu dan tentunya dihukum sesuai undang-undang yang berlaku, bukan tidak mungkin kejadian seperti ini akan terulang lagi di kemudian hari.
 
Lantas, apakah ini sebuah fanatisme yang melampaui batas? Dimanakah letak dan rasa perikemanusiaan seseorang ketika amarah dan ego menyerang?

 Mengetahui berita tersebut, seketika, penulis pun termenung. Tak perlu banyak fikiran yang beretorika, ini jelas sebuah kesalahan fatal saat keperikemanusiaan dikesampingkan karena fanatisme. Salahkah fanatisme? Tidak. Yang salah adalah pribadi yang mencampurkan ke dalam dirinya kefanatikan dengan ego, emosi dan tentunya sifat arogan.
 
Sederhananya begini, fanatisme itu akibat dari rasa suka terhadap sesuatu. Rasa suka yang mendalam. Dimana rasa itu bisa hadir dengan sendirinya, pengaruh teman, atau menjadi kebiasaan banyak orang di sekeliling individu tersebut.

Sebagai manusia yang kadang tak sadar telah dihinggapi rasa fanatik dalam dirinya, kita tentu pernah menyukai sesuatu secara berlebihan sampai-sampai merasa benci saat orang lain tak sependapat dengan kita atau bahkan memperolok apa yang kita sukai. Kita pun marah.

Namun itu semua tergantung pribadi masing-masing, sebagai mahluk yang berakal dan bisa menimbang baik dan buruk, keperikemanusiaan seharusnya di utamakan, terus dipelajari, dijunjung tinggi-tinggi hingga nantinya mendarah daging dalam diri masing-masing. 

Fanatisme hanya tempelan dalam hidup ini, boleh mendarah daging namun jangan dicampur-campur dengan keegoisan bahkan berakhir dengan tindakan arogan. Fanatisme pun sejatinya bisa berbuah manis, saat seseorang mencampurkannya dengan kepedulian dan intropeksi diri.

Dari kejadian ini, mari kita kembalikan ke dalam diri masing-masing, mungkin diantara kita ada yang mengecam, biasa saja, atau bahkan menyalahkan korban.

Mari merenung, tanyakan dimana rasa keperikemanusiaan dalam diri pribadi, sudahkah kita memilikinya? Sudahkah kita menerapkannya? Atau jangan-jangan kita malah sama sekali tak memiliki rasa itu, nauzubillah, semoga tidak sampai segitunya.

  Salam!


Ikko Williams bisa dihubungi di Instagram/Twitter/Wattpad: @ikkowilliams

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun