Sebuah media online penyiaran radio publik Selandia Baru (RNZ) telah melakukan pembohongan publik dengan merilis berita dengan judul "Governor says Jokowi willing to discuss independence demands". Dalam berita tersebut ditulis jika Gubernur Papua mengatakan bahwa presiden Indonesia bersedia untuk mendiskusikan tuntutan Papua untuk referendum kemerdekaan. Berita ini jelas tidak sesuai fakta dan bertujuan untuk memprovokasi para pembaca dan masyarakat luas (internasional).
Presiden Joko Widodo tidak pernah sekalipun mengeluarkan pernyataan akan membahas referendum kemerdekaan Papua kepada siapapun termasuk pada Gubernur Papua. Menyikapi permasalahan kerusuhan Papua beberapa waktu lalu, Presiden memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk menindak tegas pelaku persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya karena telah memicu kerusuhan di sejumlah wilayah di Papua seperti Manokwari, Sorong, Fakfak dan Timika. Selain itu, presiden mengajak semua masyarakat untuk saling memaafkan dan akan terus mengikuti perkembangan yang ada di tanah Papua dari waktu ke waktu.
Perlu menjadi catatan jika beberapa media asing termasuk kantor berita RNZ sering melakukan pembohongan publik atau menyiarkan berita palsu untuk memperkeruh situasi di Indonesia, khususnya masalah Papua. Spekulasi adanya campur tangan Selandia Baru untuk ikut mendorong serta mendukung perjuangan politik Papua merdeka semakin terlihat jelas.
Perlu diingat jika pada tahun 2018 lalu, puluhan massa dari gabungan kelompok pemuda dan mahasiswa di Indonesia pernah menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta. Mereka menuntut RNZ jangan menjadi provokator corong dan pelindung separatisme serta meminta pemerintah Selandia Baru agar berhenti mencampuri dan mendukung Papua merdeka karena masalah Papua adalah urusan dalam negeri Indonesia.