Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Dengan Membaca Kamu Mengenal Dunia, Dengan Menulis Kamu Dikenal Dunia"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Kesadaran Milenial Lewat Film Emak Ingin Naik Haji

29 Agustus 2020   12:05 Diperbarui: 29 Agustus 2020   12:03 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya itulah EINH yang lebih jauh memang menyoroti realita seluk-beluk pelaksanaan ibadah haji di Indonesia. Emak adalah representasi/perwakilan dari kelompok masyarakat menengah ke bawah yang memiliki keinginan/kerinduan mendalam kepada Tuhan, namun tidak dapat mewujudkan harapannya karena terbentur persoalan finansial. Namun di sisi lain, para orang kaya yang hanya bermodalkan uang, selalu mendapat berbagai kemudahan termasuk dalam urusan menunaikan rukun agama. Seakan-akan uang menjadi takaran atau tolak ukurnya. Sehingga tidak jarang  di tengah masyarakat munculnya statemen bahwa haji dapat diurus dan dipercepat bagi kalangan yang berduit.

Lalu masih adakah jalan bagi orang-orang miskin seperti Emak untuk beribadah haji ke tanah suci? Haruskah orang-orang seperti Emak memilih bersabar dan pasrah serta menyisihkan uang sedikit demi sedikit agar dapat melaksanakan ibadah haji? Tentu Emak membutuhkan waktu yang sangat lama, sedangkan usia Emak sudah tidak muda lagi.

Itulah Emak, tidak ada persiapan apapun yang dilakukannya sejak dini/muda untuk mewujudkan impiannya di usia yang tak lagi muda. Keinginannya pergi haji baru muncul saat ia sudah tua. Figur Emak dalam film EINH mewakili emak-emak yang lain di Indonesia yang juga memiliki keinginan yang sama saat usia sudah beranjak tua.

Hal ini menjadi suatu pembelajaran buat pemerintah dan generasi muda masa kini/milenial. Buat Pemerintah melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dapat membantu rakyat menengah ke bawah seperti Emak agar dapat menunaikan ibadah haji dengan mudah dan cepat. Bisa dengan pemberian subsidi haji atau sejenisnya.  Sekaligus hal ini dapat membantah statemen masyarakat yang disebutkan di atas.

Buat generasi milenial yang mana cenderung tidak ada niatan untuk pergi Haji Muda sehingga tidak terdorong untuk menabung sejak dini. Gaya hidup bebas, serba cepat dan instan, gadget yang selalu digenggaman, cenderung egois dan konsumtif, lebih suka menghabiskan uang dibanding menabung/investasi serta mandiri telah melingkupi banyak generasi milenial. Sehingga jangan heran jika mereka tidak memprioritaskan untuk pergi Haji Muda.

Terlepas dari itu semua (perangai generasi milenial), harapan kita tentunya generasi ini dapat lebih arif, bijak dan memiliki pandangan hidup jauh ke depan seperti punya keinginan besar untuk menabung/berinvestasi. Ini menjadi pekerjaan rumah yang penting bagi semua pihak khusunya orang tua/keluarga dan yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji seperti BPKH, Danamon Syariah termasuk masyarakat sendiri, untuk menyadarkan para generasi milenial sehingga mereka menjadi rela untuk mengorbankan sebagian besar pendapatan mereka untuk disetor ke rekening Tabungan Haji Danamon Syariah.

Acara Webinar Danamon Syariah (26/08/2020) pukul 16.00 -- 17.00 WIB Danamon Syariah Dukung Program Haji Muda BPKH dengan bantu milenial rencanakan keuangan haji (https://gomuslim.co.id/).
Acara Webinar Danamon Syariah (26/08/2020) pukul 16.00 -- 17.00 WIB Danamon Syariah Dukung Program Haji Muda BPKH dengan bantu milenial rencanakan keuangan haji (https://gomuslim.co.id/).
Tabungan Haji Danamon Syariah adalah tabungan rencana menggunakan prinsip Syariah bagi hasil (Mudharabah) dalam mata uang Rupiah yang disediakan khusus untuk mewujudkan keinginan niat suci menunaikan ibadah Haji. Melalui program tabungan ini, nasabah baru khususnya milenial dapat membuka rekening/mendaftarkan diri dengan setoran rutin bulanan Rp. 600.000 atau Rp. 20.000/hari, gratis semua biaya administrasi bulanan, biaya gagal debit dan biaya penutupan rekening sebelum jatuh tempo.

Nasabah juga bebas menentukan sendiri jangka waktu menabung dan jumlah setoran rutin bulanan, lalu gratis pertanggungan asuransi syariah (selama nasabah melakukan setoran rutin bulanan) sampai dengan Rp 200 juta dan nasabah akan mendapatkan notifikasi jika dana telah mencukupi untuk mendaftar haji. Untuk itu memberikan sosialisasi/edukasi sebagai bentuk penyadaran kepada masyarakat khususngya kaum milenial tentang perhajian sangat penting dilakukan, misalkan soal pendaftaran haji, panjang atau lamanya daftar tunggu (waiting list) bagi calon jamaah haji hingga transparansi pengelolaan dana haji. Soal daftar tunggu cukup penting diberitahukan kepada generasi milenial, karena harus diakui memang saat ini, di Indonesia, rata-rata masa tunggu calon jemaah haji mencapai 20 tahun. Jadi generasi milenial harus segera membuka rekening tabungan haji dari sekarang karena berangkatnya bisa sampai 10, 15 atau 20 tahun yang akan datang. Makin cepat membuka rekening makin cepat masuk ke daftar tunggu kuota haji. Jangan sampai seperti Emak di film EINH, keburu tua baru kepikiran untuk nabung pergi haji. Apalagi dengan kondisi finansial yang terbatas. Jadi film EINH yang diputar di akhir tahun 2009 itu juga perlu disosialisasikan kembali kepada generasi milenial 2020 dan seterusnya.

Ayo Haji Muda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun