Pernah nggak kamu ngobrol sama seseorang dan merasa kayak ngomong sama tembok? Responnya cuma, "Oh ya?", "Serius?", "Wah..." tapi nggak ada ekspresi yang bikin kamu merasa benar-benar didengerin. Nah, itu contoh lawan bicara yang pasif. Mereka memang ada di depan kamu, mereka dengerin, tapi mereka nggak benar-benar "hadir" dalam obrolan itu. Dan, tanpa sadar, kadang kita juga jadi orang yang seperti itu.
Buat kamu yang baru lulus SMK dan sedang bersiap masuk ke dunia kerja, kemampuan komunikasi yang baik itu penting banget. Bukan cuma soal ngomong di depan orang, tapi juga soal dengerin orang lain dengan penuh perhatian---alias jadi pendengar aktif. Pendengar aktif bukan berarti kamu harus selalu kasih solusi atau komentar panjang lebar. Justru, pendengar aktif itu adalah orang yang bikin lawan bicaranya merasa didengar, dimengerti, dan dihargai.
Banyak yang salah paham, ngira kalau jadi pendengar itu cuma diam aja dan kasih respon kayak "iya, hmm, oh gitu". Padahal bukan itu inti dari mendengarkan aktif. Yang bikin kamu beda dari pendengar pasif adalah seberapa kamu terlibat dalam obrolan. Pendengar aktif akan mengangguk dengan tulus, memberikan pertanyaan ringan yang relevan, dan menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai dengan cerita lawan bicara. Saat teman cerita soal kegagalannya saat wawancara kerja, kamu nggak cuma bilang, "Oh ya?", tapi mungkin bilang, "Wah, kamu pasti deg-degan banget ya tadi?" atau "Menurut kamu, bagian mana yang paling bikin kamu ngerasa nggak siap?" Kalimat-kalimat kayak gitu bikin percakapan jadi hidup.
Dengerin aktif juga berarti kamu nggak buru-buru narik pembicaraan ke diri sendiri. Contohnya, saat teman cerita soal pengalamannya magang di tempat keren, jangan langsung potong dengan, "Eh iya, gue juga waktu itu..." karena itu bisa bikin obrolan jadi terkesan egois. Coba biarkan dia cerita sampai selesai, baru kamu bisa tambahkan pengalamanmu, kalau memang relevan. Dalam dunia kerja nanti, orang akan lebih respek ke rekan yang bisa kasih ruang untuk orang lain bicara, bukan yang selalu pengen jadi pusat perhatian.
Menjadi pendengar aktif juga penting dalam membangun hubungan kerja yang solid. Ketika kamu terbiasa mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kamu akan lebih cepat memahami maksud dan harapan atasan, rekan kerja, atau bahkan klien. Kamu nggak bakal keliru nangkep instruksi cuma karena pikiranmu ngelantur waktu orang bicara. Di dunia kerja yang serba cepat, kesalahan komunikasi bisa bikin pekerjaanmu berantakan. Jadi, kemampuan mendengarkan ini bukan cuma soal sopan santun, tapi juga menyangkut kinerja dan kepercayaan.
Selain itu, mendengarkan secara aktif bisa bikin kamu jadi orang yang disukai banyak orang. Kenapa? Karena manusia itu pada dasarnya pengen didengar. Ketika kamu bisa jadi tempat cerita yang nyaman, teman-teman atau rekan kerja akan lebih terbuka, lebih jujur, dan lebih menghargaimu. Kamu nggak perlu jadi orang yang cerewet atau selalu punya jawaban. Cukup jadi orang yang hadir sepenuh hati saat orang lain bicara.
Mendengarkan aktif bukan kemampuan bawaan, tapi bisa dilatih. Dan kabar baiknya, kamu bisa mulai dari sekarang. Latihan setiap hari, dari hal-hal kecil. Dengarkan adikmu cerita tentang tugas sekolahnya, dengerin temanmu yang lagi galau, atau cukup fokus saat guru atau atasan bicara---tanpa buka HP atau mikirin hal lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI