Mohon tunggu...
Muhammad Ikhsan Hidayat
Muhammad Ikhsan Hidayat Mohon Tunggu... Seniman - Penulis lepas, Peneliti di Pon Pes Dar al-Qolam Semarang

Hidup sekali hiduplah yang berarti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dunia Maya; Tempat Menyebarkan Kebaikan, Bukan Kebencian

25 Februari 2021   14:46 Diperbarui: 25 Februari 2021   15:23 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman sudah semakin berkembang pesat, dan terus akan mengalami perkembangan. Sebagai manusia yang tidak menginginkan kemunduran, sudah seharusnya kita mengikuti perkembangan yang ada. Jangan sampai tertinggal, disaat orang lain sudah melesat jauh, kita masih ketinggalan di belakang.

Padahal, agama mengajarkan pada kita agar senantiasa mengikuti perkembangan zaman, dalam urusan apapun itu, selama itu mengandung kebaikan, kenapa tidak? Sebagai contoh, pemanfaatan dunia maya yang termasuk medsos---untuk menyebarkan kebaikan, mengshare konten positif, dan lain sebagainya.

Sebab, selain hidup di dunia nyata, kita juga hidup di dunia maya, dan tidak terlepas darinya. Seolah dunia maya telah menjadi bagian dalam kehidupan yang tak terpisahkan. Aktivitas mungkin lebih banyak dilakukan di dunia maya daripada dunia nyata. Karena memang, sudah melekatnya dunia maya pada masing-masing orang. Tapi, yang haus diingat ialah, dunia nyata jangan sampai dilupakan.

Keunggulan yang ditawarkan dalam dunia maya mestinya dimanfaatkan sebaik mungkin, digunakan sebagai sarana memudahkan dan menyebarkan kebaikan. Seperti cepatnya kita dalam mendapatkan informasi, bisa berinteraksi dengan orang yang jauh, dan lain-lain. Itulah peran dunia maya yang bisa kita terapkan sehari-hari.

Sementara itu, dibalik perannya yang begitu bermanfaat, terdapat pula bahaya yang timbul bersumber dari dunia maya, dan itu sebisa mungkin dihindari. Diantaranya ialah dapat menjadi alat untuk menyebarkan sesuatu yang tidak benar, hoax, menimbulkan provokasi dimana-mana.

Dunia maya, dengan segala yang ada di dalamnya, memaksa kita untuk memilih. Hanya terdapat dua pilihan, yakni kita yang bertindak sebagai orang yang bijak, sebagai contoh, orang yang menebarkan informasi terpercaya, memotivasi, dan menginspirasi. Bukan berlaku seperti orang yang memanfaatkan media menjadi tempat untuk menunjukkan eksistensi yang akan menimbulkan perpecahan, permusuhan, provokasi, adu domba dan lainnya. Dengan beragam konten yang tersaji, kita diharapkan mampu untuk menyaring informasi yang beredar.

Maka, pelajaran yang dapat kita ambil ialah, pentingnya memilah dan memilih informasi yang diterima di media sosial khususnya. Sudah seharusnya kita bukan hanya perkataan saja, tapi juga dengan tindakan nyata untuk bisa memfilter kembali sebuah berita.

Bukankah di dalam Qur'an al-Hujurat ayat 6 sudah dijelaskan tentang perintah untuk meneliti kebenaran, ketika ada seseorang yang datang membawa sebuah kabar? Nampaknya sudah jelas bahwa kita tidak bisa sembarangan menerima berita, ataupun menyebarkannya, sebelum ada kejelasan dari sumber terpercaya. Sebab, tindakan yang hanya copy-paste-share berita yang diduga kuat itu adalah hoax misalnya, hanyalah akan menimbulkan kecelakaan, kerusakan, dan permusuhan.

Untuk itu, dengan segala yang tertuang dalam dunia maya, bukan bukan berarti seseorang bebas semaunya melakukan apa saja, untuk menebar kebencian, tapi gunakanlah sebagai tempat untuk menyebarluaskan pesan damai. Bukankah lebih baik, bermanfaat, ketika kita menggunakannya dengan hal-hal positif.

Bentuk penyimpangan memang selalu ada, namun untuk meminimalisirnya pun perlu diupayakan. Kalau tidak bisa sendiri, maka perlu dilakukan secara bersama-sama, atau yang bisa disebut dengan berjamaah. Sebab pentingnya prinsip berjamaah yang bukan hanya di dalam shalat, tapi juga di luar itu. Penting membuat semacam gerakan untuk membangun konten positif yang bisa mencerahkan bukan meredupkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun