Mohon tunggu...
Ikhsan Brilianto
Ikhsan Brilianto Mohon Tunggu... Akuntan - Pemerhati kata di luar jam kerja, pemerhati angka di saat kerja

Mungkin akan banyak berbicara tentang curahan hati "sambat" atau analisis tentang ekonomi dan keuangan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menyambut Ramadhan dengan Semangat Perubahan

5 Mei 2019   23:08 Diperbarui: 5 Mei 2019   23:13 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Alhamdulillah di sore menjelang malam ini, pemerintah telah resmi mengumumkan bahwa 6 Mei 2019 menjadi tanggal 1 Ramadhan 1440 H. Bulan suci yang telah ditunggu-tunggu ini akhirnya datang juga. Sebuah nikmat yang luar biasa karena kita semua disampaikan ke bulan yang penuh rahmat dan barokah ini.

Banyak yang mengatakan juga ini adalah bulan yang penuh makna bagi siapapun, terutama umat Islam. Tidak salah memang jika Ramadhan dikatakan penuh makna, ibarat kita diberi uang kaget beratus-ratus juta kita bebas untuk memilih uang kaget tersebut akan dibelanjakan apa. Maka selanjutnya adalah bagaimana kita memaknai Ramadhan ?

Di malam pertama puasa, masjid dekat rumah sudah terlihat bersiap menyambut bulan Ramadhan. Semua karpet dicuci, dahan pohon yang mengotori halaman di sapu, dan terlihat sebuah deklit dibangun di samping halaman masjid untuk mengantisipasi membeludaknya jamaah. Anak-anak terlihat berteriak ke sana kemari gembira mengikuti ayahnya bekerja bakti membersihkan masjid.

Kemudian seketika saya termenung membayangkan bahwa saya dulu pernah sekecil mereka dan merasakan gembira karena melalui sebuah bulan yang benar-benar berbeda dari bulan biasanya. Saya diminta latihan oleh ibuk saya untuk berpuasa. Tidak jarang saya bertanya dengan ibuk saya tentang teknis berpuasa itu sendiri, seperti menelan ludah, renang, atau pun bersendawa bisa membatalkan puasa atau tidak. 

Ketika kita kecil, kita bergembira ria karena kita merasakan sebuah euforia keingin tahuan dan kebiasaan baru. Namun, setelah bertahun-tahun kita melewati puasa demi puasa, Ramadhan demi Ramadhan.

Apakah sebergembira itu ? Apakah kita masih bisa bergembira berangkat ke masjid sebelum adzan maghrib ? Apakah kita bisa bertadarus sampai larut malam ? Dengan berbagai kesibukan yang ada, tidak jarang saya sendiri merasa "Oh baik, tak terasa Ramadhan telah usai, aku sudah ngapain aja ya". 

Berbeda dengan pada saat kita masih kecil, tantangan untuk menghadapi Ramadhan ketika kita sudah dewasa, sudah memiliki profesi apalagi berada akan lebih berat. Banyak hal yang kita bisa lakukan ketika sudah dewasa, tetapi seberapa besar porsi yang kita fokuskan ke Ramadhan ? Di awal bulan 1 Ramadhan 1440 H ini, marilah kita sama-sama berbagi semangat. Jadikan Ramadhan adalah Semangat Perubahan.

Dalam sebuah artikel di New York Times dikatakan bahwa kebiasaan adalah hal yang akan membentuk kita secara general. Perubahan kebiasaan akan melalui fase cue, craving, response, and reward. Dan dengan Ramadhan ini kita akan melalui semua fase tersebut. Berhasilnya Ramadhan ini sebagai sarana perubahan akan menentukan keberhasilan kita di masa mendatang juga. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun