Mohon tunggu...
Ikhsan AN
Ikhsan AN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat kepada kita semua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Santri: Bentuk Nyata Kontribusi Santri Terhadap Negeri

28 Oktober 2022   19:33 Diperbarui: 28 Oktober 2022   19:40 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari santri diperingati masyarakat Indonesia setiap tanggal 22 Oktober, keputusan resmi mengenai hari santri dituang pada keputusan presiden nomor 22 tahun 2015 tentang hari santri. Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri merujuk pada tercetusnya resolusi "jihad" yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan negara oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari sebagai pahlawan terhadap Belanda pasca kemerdekaan. Di tahun 2022 ini kementrian agama mengusung tema di hari santri adalah" berdaya menjaga martabat kemanusiaan" dengan maksud santri adalah pribadi yang siap sedia yang selalu menjunjung tinggi martabat kemanusiaan bangsa dan negara Indonesia. Dari zaman penjelajahan hingga sekarang peran Santri dalam ikut mensejahterakan kemanusiaan selalu ada.

Perjuangan para ulama, kyai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sangatlah banyak mulai dari penolakan yang di lakukan oleh K.H. Zainal Mustafa  terhadap pemaksaan budaya "Seikirei" yaitu sikap membungkukkan badan kearah Tokyo dipagi hari sebagai penghormatan teradap kaisar Jepang (Tenno Haika) dan pengakuan bahwa Kaisar Jepang adalah keturunan "Dewa Matahari". K.H. Zainal Mustafa menolak karena dalam ajaran Islam itu adalah suatu bentuk kemusyrikan. Dalam pertempuran tersebut banyak santri tewas kan K.H. Zainal Mustafa   ditangkap dan dihukum mati. Pada masa K.H. Hasyim Asy'ari, yang di kenal dengan Hadratus Syaik, beliau mendirikan pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Beliau menanamkan berbagai karakter yang baik terhadap santri beliau salah satunya menanamkan rasa nasionalime yang tinggi, karena kecintaannya terhadap tanah air beliau pernah mengeluarkan fatwa haram untuk mengenakan pakaian seperti yang dipakai orang Belanda, karena itu adalah pakaian orang kafir. K.H. Hasyim Asy'ari juga mengeluarkan fatwa jihad mlawan penjajah, karena menurut K.H. Hasyim Asy'ari , jihad merupakan satu amalan utama dalam islam untuk mempertahankan tanah air dan menjadi kewajiban bagi setiap individu melakukannya sehingga dijatuhi hukum fardhu' Ain. Seruan tersebut mendorong para kaum santri ikut serta dalam upaya mempertahan kan kemerdekaa Indonesia.  Sikap antikolonialisme dan patriotisme yang tinggi dimiliki K.H. Hasyim Asy'ari membuat beliau masuk penjara pada masa penjajahan Jepang bersamaan kejadian yang dialami oelah K.H Zainal Mustafa mengenai penolakan budaya "Seikirei". Begitu banyak bentuk kontribusi para santri untuk mempertertahankan negara tercinta kita ini, semua upaya dilakukan hingga siap berkorban demi mempertahan negara indonesia ini dari tangan penjajah.  

Santri yang diidentikkan bertempat tinggal di pesantren, pesantren sendiri adalah suatu lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. . Peran pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia adalah sebagai lembaga pendidikan Islam yang menjadi pertahanan umat Islam atas banyaknya gempuran Belanda. Pesantren memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, hal ini terbukti dengan adanya banyak kyai, santri maupun para elit pesantren lainnya menjadi para pejuang dan pelopor kemerdekaan yang mampu menyatukan masyarakat sekitar serta menggalang kekuatan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bahkan untuk mengenang keterlibatan santri santri dalam salah satu pertempuran yakni pertempuran 10 November, dibuatkan sebuah film yang berjudul Sang Kiai (2013).  

Pendidikan yang diajarkan oleh para ulama dan parab kiyai kepada santri santri, telah sukses membentuk karakter kaum santri, bukan hanya dalam konteks yang lebih unggul dalam pemahaman saja melainkan juga berhasil membentuk semangat nasionalisme dalam membela mempertahankan Negara ini. Besarnya peran santri ini dalam membela nasionalisme negara indonesia adlaha suatu catatan sejarah yang tidak mesti dilupakan pentingnya sama dengan mengingat perjuangan tokoh kemerdekaan untuk mencapai Indonesia merdeka, yang mana tokoh kemerdekaan Indonesia itu juga terdapat banyak kiyai atau yang pernah menjadi santri dan sudah terbentuk jiwa nasionalismesnya. Beberapa tokoh ulama ulama dan kyai yang memberikan berbagai motivasi serta berbagai inspirasi mengenai ajaran tentang bagaimana menjadi bangsan yang berdaulat, dan membela negara yang menjadi suatu kewajiban bagi seluruh warga indonesia terkhusus para santri yakni Ahmad Soorhati dari Al-Irsyad, K.H. Hasyim As'yari dari Nahdlatul Ulama, A. Hassan dari Persis, K.H. Ahmmad Dahlan dari Muhammadiyah, K.H Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari Nahdlatul Wathan, Mas Abdul Rahman dari Matlaul Anwar dan beberpa ulama atau kyai lainnya. Terbukti bahwa perjuangan kaum santri, jihadnya kaum santri, gerakan nasionalismenya kaum santri dalam mempertahankan keutuhan negara itu sangatlah besar.

Sebagai unsur penting dalam kehidupan masyarakat, eksistensi santri selalu diharapkan menjadi penggerak utama dalam khazanah keilmuan baik keislaman ataupun ilmu secara umum serta menyerukan perdamaian. Mengingat, santri tumbuh dan dibesarkan didunia pesantren yang sampai saat ini masih melahirkan banyak orang orang yang alim bahkan menjadi penerus ulama ulama. Ternyata banyak jalan yang bisa ditempuh oleh kaum santri dalam membangun negeri ini. Pertama, melalui jalur kekuasaan, mereka bisa ikut andil dalam memeriahkan pannggung politik bahkan bisa juga menduduki kursi jawaban eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kedua, melalui jalur pendidikan. Para santri bisa menjadi tenaga pendidik profesional yang akhirnya mampu mencetak kader kader bangsa yang memiliki jiwa religius dan patriotis. Ketiga, menjadi warga bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.


"Santri itu bukan yang mondok saja tetapi siapapun yang berahklak santri, yang tawadhu kepada Gusti Allah SWT. tawadu kepada orang alim dan saling menghormati kalian namanya santri, dan santri melihat tanah air indonesia sebagai rumahnya. kalau santri berbicara kebangsaan bukan karena nasionalisme, karena santri tidak tahu isme-isme akan tetapi keterlibatan dan kepemilikanya terhadap bangsa ini " (K.H. Mustofa Bisri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun