Akhirnya pemilihan presiden selesai digelar sekarang tinggal menunggu pengumuman hasil resmi perhitungan KPU yang akan diumumkan pada tanggal 22 Juli mendatang. Ada beberapa catatan penting dalam kurun waktu seminggu terakhir yang menurut saya dikhawatirkan bisa menganulir hasil keputusan resmi dari KPU nantinya dalam arti kata hasil akhir perhitungan KPU akan berakhir dengan ketidakpuasan salah satu kubu pasangan capres dan cawapres.
1. Pernyataan Pak Jusuf Kalla
Masih ingat dengan debat capres pada tanggal 5 Juli 2014 lalu yang berlangsung sangat panas dan terkesan arogan. Pada debat pasangan capres dan cawapres tersebut ada pernyataan dari Pak Jusuf Kalla yang mengatakan "Kubu mereka hanya akan kalah apabila dalam pemilu terjadi kecurangan". Sungguh Pak JK sangat percaya diri bahwa kubu beliau akan memenangi pilpres sehingga hanya kecuranganlah yang mampu membuat mereka kalah. Pernyataan Pak JK ini kalau dilihat dari sudut pandang rakyat biasa seperti saya adalah pernyataan yang sangat jumawa, sepertinya Pak JK juga lupa apapun bisa terjadi dalam pemilu apalagi elektabilitas kedua capres bersaing ketat sehingga klaim seperti ini hanya akan membentuk suatu opini bahwa apabila pasangan Jokowi - JK kalah maka hasil pemilu telah dicurangi dan siapa lagi kalau bukan kubu Prabowo - Hatta yang akan menjadi tertuduhnya.
2. Saling Klaim Kemenangan
Berdasarkan hasil quick count masing-masing kubu mengklaim bahwa merekalah yang keluar sebagai pemenang. Kubu Jokowi - JK pertama kali mengklaim bahwa merekalah yang menang berdasarkan hasil quick count 7 lembaga survei, tapi ada sedikit yang janggal pada deklarasi tersebut kubu Jokowi - JK diwakili Ibu Megawati mendeklarasikan kemenangan padahal suara yang masuk baru sekitar 80% dengan alasan berpatokan pada litbang kompas bahwasanya persentase suara tidak akan berubah hingga suara yang masuk 100%. Tak mau kalah kubu Prabowo - Hatta yang juga mengklaim bahwa merekalah yang keluar sebagai pemenang pilpres dengan berpatokan kepada 4 lembaga survei. Terlepas dari apakah lembaga survei tersebut kredibel atau tidak kedua kubu sudah mengklaim saling menang padahal masih terlalu dini menyatakan diri menang mengingat perbedaan suara yang cukup tipid.
3. Deklarasi Kemenangan Jokowi - JK
Diiringi keharuan Ibu Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan mendeklarasikan kemenangan yang diikuti ribuan simpatisan. Sekali lagi saya katakan pendeklarasian kemenangan seperti ini terlalu dini untuk dilakukan yang ada terkesan menggiring opini publik bahwa Jokowilah presiden terpilih sehingga kalau sampai hasil perhitungan KPU berbeda dan tidak memenangkan Jokowi - JK maka dianggap ini ada sebuah kesalahan. Bukan hanya Jokowi kubu Prabowo pun juga bersikap sama namun bedanya kubu Jokowi - JK dan pendukungnya sangat larut dengan euforia kemenangan yang belum pasti.
Sekarang mari kita serahkan semuanya kepada KPU sebagai lembaga yang paling kredibel dalam hal ini. Apakah hasil real count sesuai dengan kebanyakan quick count atau tidak, tentu harapan kita bersama siapapun pihak yang akhirnya keluar sebagai pemenang maupun yang kalah harus siap dengan segala keputusan di depan dan hendaknya beberapa hal di atas tidak menjadi bumerang terhadap hasil perhitungan KPU mengingat beberapa hal di atas memang sangat dikhawatirkan menyulut konflik hasil pemilihan presiden.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI