Beberapa minggu terakhir ini saya banyak menerima pertanyaan dan kiriman link berita tentang kasus yang dituduhkan kepada guru kami Br. Indra Udayana. Bahkan dalam media sosial akun facebook yang mengaku aktivis anak, terang benderang menyebut nama ashram dan istilah-istilah yang sangat kasar. Seolah-olah kami warga ashram merasakan tertindas dan tereksploitasi secara seksual sehingga perlu mereka bela.
Tetapi apakah kesimpulan-kesimpulan yang mereka publish itu berasal dari observasi atau wawancara dengan warga ashram? Saya kira tidak. Saya sebagai alumni bahkan baru tahu ada orang-orang seperti mereka. Baru tahu nama-namanya. Sehingga saya berpikir apa dan siapa yang ingin mereka bela?
Sudah seberapa tahu mereka tentang guru kami Br. Indra Udayana. Seberapa tahu mereka tentang apa yang sudah ashram lakukan. Saya yakini mereka tidak tahu apa-apapun.
Bahwa kamilah yang paling tahu, siapa dan bagaimana guru kami Br. Indra Udayana. Kami sendiri, yang bertahun-tahun tinggal dan menerima ajaran-ajaran beliau.
Br. Indra Udayana adalah manusia biasa yang sudah tentu tidak sesempurna rokok apalagi Tuhan. Namun bagi kami beliau adalah penyelamat yang mengangkat derajat kami, orang-orang miskin yang ingin memperbaiki kualitas hidup. Ashram Gandhi Puri lahir dari renungan dan keinginan beliau untuk meningkatkan kualitas generasi muda, salah satunya adalah saya. Ashram Gandhi Puri adalah salah satu bentuk pendidikan nonformal yang bertujuan untuk memberikan pembinaan agama secara sengaja menuju keseimbangan antara teori agama yang didapatkan di sekolah formal dengan praktek yang diamanatkan oleh agama.
Agar menjadi pengetahuan bersama, maka penting saya sampaikan bahwa ashram gandhi puri berdiri di atas tanah 1,3 hektar milik bapak Drs. I Ketut Oka, dimana pembangunannya dikerjakan secara bertahap oleh warga ashram sendiri. ini adalah bentuk sarirashrama (kerja tangan) yang dilakukan warga ashram untuk mencontoh peragaan Mahatma Gandhi tentang Swadeshi (berdiri sendiri).
Ashram Gandhi Puri Klungkung adalah tempat warga ashram ditempa dengan berbagai kegiatan sadhana spiritual seperti puja, chanting gita, sarirashrama, upanisad, yoga, dan lain-lain. ashram ini juga akan menjadi tempat pelaksanaan camp spiritual bagi masyarakat umum dan tempat eksperimen bagi pengembangan pedesaan.
Saya adalah salah satu dari ribuan anak miskin yang beruntung bisa tinggal dan menerima ajaran-ajaran beliau. Sehingga sekarang saya bisa berdiri tegak memandang dunia dengan percaya diri. Apa yang dilaksanakan sewaktu di ashram terdahulu benar-benar merubah kehidupan saya. Seperti yang dikatakan Gandhi, "Bagi seorang yang lapar, sepotong roti adalah wajah Tuhan. Guruji Br. Indra Udayana telah memberikan segudang wajah Tuhan sampai saat ini, bahkan setelah menjadi alumni.
Teman saya pernah bertanya mengapa saya begitu membela, bukannya dulu sering di marahi oleh Guruji Br. Indra Udayana. Jawaban saya selalu iya. Iya saya memang sering dimarahi.Â