Mohon tunggu...
I Ketut Sudarsana
I Ketut Sudarsana Mohon Tunggu... Dosen - Abdi Negara pada Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

I Ketut Sudarsana lahir di Desa Ulakan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. Jenjang pendidikan formal yang dilalui adalah SDN 4 Ulakan (1994), SMPN 1 Manggis (1997), dan SMKN 1 Sukawati (2000). Pendidikan Sarjana (S1) Pendidikan Agama Hindu di STAHN Denpasar (2004), dan Magister (S2) Pendidikan Agama Hindu di IHDN Denpasar (2009). Tahun 2014 menyelesaikan pendidikan Doktor (S3) di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Pengalaman kerja dimulai pada tanggal 1 Januari 2005 sampai sekarang sebagai dosen tetap Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. Adapun alamat email iketutsudarsana@uhnsugriwa.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keluarga Hindu

15 Desember 2017   10:01 Diperbarui: 15 Desember 2017   10:07 2488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah keluarga berasal dari bahasa sansekerta "kula" dan "varga" kula berarti abdi, hamba. Varga berarti jalinan, ikatan. Istilah kuladan warga ini dirangkaikan sehingga menjagi kulavarga yang dapat berarti suatu jalinan atau ikatan pengabdian. Dari istilah kulavarga inilah mengalami sedikit perubahan bunyi keluarga yang dapat berarti; Keluarga adalah suatu jalinan poengabdian antara suami istri dan anak --anak (Jaman, 1998: 10)

Dengan demikian maka keluarga dapat diartikan sebagai suatu persatuan yang terjalin antara seluruh anggotanya dalam melaksanakan pengabdian sebgai amanat dasar yang diemban demi kelestarian dan kesejahteraannya. Dapat pula dikatakan bahwa ikatan dalam keluarga adalah suatu pengabdian bukan suatu pengorbanan. Oleh karenannya dalam hubungan ini salah satu anggota keluarga tidaklah benar apabila mengatakan dirinya berkorban demi keluarga.

Menurut Ki Hajar Dewantara yang dikutip oleh (Sitorus 2000; 147), keluarga adalah pranata terkecil yang secara langsung dialami untuk pertamakali oleh seorang manusia, dimana kehadiran seorang anak dalam keluarga mengakibatkan bertambahnya tanggungjawab pihak keluarga. Menurut Pendit (1994: 112) keluarga adalah suatu kerangka unit kehidupan masyarakat.

Wiana (1997: 45) keluarga atau rumah tangga adalah bentuk hidup bersama yang merupakan lembaga soaial terkecil dan terpenting, keluarga pada hakekatny adalah lembaga pendidikan, tempat belajar agama Hindu hingga keluarga itu merupakan lembaga yang dapat menumbuhkan terjadinya pengabdian dan teraturnya peningkatan hidup setia dalam mencapai tujuan hidupnya karena itulah disebut keluarga. Kata keluarga artinya pengabdian terjalin sedangkan rumah tangga adalah rumah tempat menata agar mampu mendaki kearah tujuan.

Tentang kehidupan berkeluarga (grehasta asrama), menurut Hindu adalah masa yang amat penting dalam membangun serta membinan rumah tangga. Hal ini dijelaskan dalam kitab Manawa Dharma Sastra, Bab VI, sloka 89 sebagai berikut:

Sarwesamapi caitesam weda smriti widhanatah

Grehasta vcyate cresthah sa strinetan bibhartihi

Terjemahannya;

Dan sesuai dengan ketentuan -- ketentuan dari weda dan smerti kepala rumah tangga dinyatakan sebagai paling di atas dari semua yang lainnya itu Karena tahapan ini menunjang ketiga tahapan lainnya.

Berdasarkan pernyataan sloka di atas, diantara keempat tingkatan tersebut, masa kehidupan keluarga dinyatakan sebagai masa yang amat penting dan utama dibandingkan dengan pase--pase kehidupan yang lainnya (brahmacari, amanprastha dan biksuka) hal yang paling mendasardapat dilihat pada masa ini adalah berupa kesempatan untuk memperoleh anak sebagai sumber potensi untuk melanjutkan keturunan (Santana) dan untuk melaksanakan panca yadnya.

Secara sosiologi, keluarga Hindu adalah keluarga inti sebagai dasar sistem kekerabatan Hindu yang terdiri atas ayah, ibu dan anak -- anaknya yang belum kawin, yang mana keluarga inti ini juga sering disebut dengan keluarga batih (nuclear family). Keluarga inti menurut soaiologi dibagi menjadi dua:

  1. Keluarga inti sederhana / keluarga inti monogamy, yaitu keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan anak -- naknya yang belum kawin.
  2. Keluarga inti kompleks (keluarga inti pologami) yaitu: keluarga inti yang keluarganya terdiri dari seorang ayah istri yang telah lebih dari satu dengan anak -- anaknya yang belum kawin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun