Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akhirnya yang Terpilih Bukan Kader

13 Agustus 2018   11:16 Diperbarui: 13 Agustus 2018   11:24 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik Kepentingan

Politik sejatinya hal yang mulia sepanjang tidak dilumuri hasrat haus akan kekuasaan semata.  Karena politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional. 

"Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama," Aristoteles. "Politik adalah kekuasaan yang berpijak pada ide, bukan nafsu untuk memperkaya diri, "Sukarno. 

Ketika politik sebagai sarana mewujudkan kebaikan bersama maka agamalah sebagai standar moralnya. Ini penting agar lahir politisi/pemimpin yang berproses tidak menghalalkan segala cara sehingga pada gilirannya akan melahirkan kebijakan yang bertolak belakang dengan cita-cita kemerdekaan. 

Dalam kitab tua Hindu, Manawadharmasastra ditegaskan bahwa kepemimpinan dalam politik harus memiliki sifat-sifat keIlahian Tuhan yang termanifestasi sebagai Indra (hujan yang memberi kemakmuran), Bayu (angin, selalu hadir ditengah masyarakat), Yama (adil menegakkan supremasi hukum), Surya (matahari, selalu memotivasi), Agni (api, memberi semangat untuk pantang menyerah), Baruna (lautan, berpengetahuan luas), Candra (menyejukkan, memberi terang dalam gelap), Kubera (mengupayakan kesejahteraan) yang dikenal dengan Asta Brata. 

Niscaya jika pemimpin/politisi memiliki sifat-sifat sebagaimana yang dimaksudkan dalam Asta Brata maka demokrasi sebagai sarana untuk mewujudkan kebaikan bersama akan berlangsung penuh kegembiraan. Bukan dengan mempolitisasi agama, primordialisme, ras dan antar golongan apalagi fitnah keji, berita bohong (hoax) yang akan merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Politik berkeadaban harus menyuguhkan fakta, kerja nyata dan menawarkan harapan, bukan narasi penuh fiksi dan retorika. 

Walaupun dalam proses berdemokrasi berkonsekwensi tidak mungkin akan menyenangkan orang seratus persen, maka ketika akhirnya keputusan politik dengan mempertimbangkan berbagai variabel pada akhirnya tidak mengakomodir kader partai yakni KH Ma'ruf Amin sebagai Cawapres pilihan Jokowi maka itu wajib dimaknai sebagai keputusan yang terbaik sebagai politik kepentingan mewujudkan kebaikan bersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun