Guna memudahkanmu sekaligus informan, kalian dapat memberikan deskripsi umum terkait konteks penelitianmu dan diikuti dengan list pertanyaan.Â
Oh iya readers...., jangan melupakan untuk memisahkan antara pertanyaan dan narasumber satu dengan yang lainnya.
"Buat apa sih?" Tanpa kita sadari, pemisahan ini begitu penting yakni memberikan kemudahan untuk bertanya kepada informan dan dapat memfokuskan kalian untuk mengembangkan pertanyaan secara mendalam. Selebihnya sesuai kreasi saja sebab perihal format pedoman wawancara memiliki variasi yang beragam.
5. Proofreading (periksa kesalahan) dan konsultasikan ke dosen pembimbing atau validator
Setelah selesai menyusun pedoman wawancara, kalian bisa melakukan proofreading untuk menangkap kesalaham tata bahasa, ejaan maupun pertanyaan yang dirasa kurang pas.Â
Selanjutnya, kalian dapat mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing atau mungkin validator supaya mendapatkan kritik dan saran yang membangun ketepatan intrumen wawancara kalian.
Baiklah, readers mungkin itu saja 5 tips dalam menyusun pedoman wawancara, atau mungkin ada tambahan lagi dipersilahkan hehe. Tidak lupa juga, bagian terpenting setelah pedoman wawancara adalah memberitahukan kepada responden (informan) perihal waktu, hari, dan tempat wawancara.Â
Alangkah baiknya kalian menyesuaikan jadwal kesiapan dari responden serta memberikan pedoman wawancara ini kepada para informan supaya mereka dapat mempersiapkan dengan baik.Â
Kiranya cukup sekian dan semoga artikel ini dapat membantu kalian dalam proses menyusun pedoman wawancara skripsi.