Mohon tunggu...
Ike MayangArum
Ike MayangArum Mohon Tunggu... Guru - Guru Farmasi, Apoteker

Saya Guru Farmasi dan Apoteker yang hobi aerobic, kuliner dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Praktik Baik Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Rangka Menggerakan Komunitas Belajar Orangtua Siswa

2 April 2023   11:42 Diperbarui: 2 April 2023   11:50 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Kurikulum Merdeka demi ekosistem pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu sebagai guru yang baik, seyogyanya kita mendukung program pemerintah tersebut dengan upaya-upaya yang profesional. Kurikulum Merdeka memiliki keunggulan dimana kurikulum tersebut memfasilitasi merdeka belajar dengan pengembangan karakter sebanyak 20-30 % Jam Pelajaran yang diisi dengan aktivitas kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif. 

Dimana aktivitas pengembangan karakter tersebut akan lebih maksimal jika difasilitasi tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi juga di lingkungan keluarga. Pihak sekolah diharapkan mampu menggerakan Komunitas Belajar bagi orangtua peserta didik untuk mengimplementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka. Di sinilah peran guru khususnya wali kelas sangat dibutuhkan untuk membentuk Komunitas Belajar Orangtua.

Peran orangtua sangat penting dalam kesuksesan pengembangan karakter peserta didik. Contohnya dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME dan akhlak mulia, selain ditanamkan di lingkungan sekolah, peserta didik yang sering berdiskusi keagamaan di rumah bersama orangtua akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal karena seyogyanya pendidikan pertama kali terjadi di rumah, di lingkungan keluarga bersama orangtuanya, bukan di ruang kelas.

Tingkah laku dan tutur kata serta kebiasaaan orangtua akan sepenuhnya ditiru oleh sang anak.

Peserta didik diharapkan menjadi berakhlak mulia dan memahami agama sesuai dengan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pihak sekolah perlu membentuk Komunitas Belajar Orangtua siswa dan membimbing mereka untuk membantu mendukung gerakan merdeka belajar untuk menciptakan Profil Pelajar Pancasila dan menyadarkan seluruh orangtua peserta didik akan pentingnya keterlibatan aktif orangtua dan keluarga dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang bangga dengan Pancasila dan siap menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa depan.

Bagaimana guru dan pihak sekolah melakukan semua itu? Salah satunya adalah dengan membentuk Komunitas Belajar Orangtua siswa dan mengadakan kegiatan penyamaan persepsi (brainstorming) tentang peran orangtua/ wali murid sebagai pendamping dan sumber belajar. 

Pihak sekolah mengundang Komunitas Belajar Orangtua tersebut ke sekolah dan menyampaikan semua hal tersebut  serta memberi arahan untuk bagaimana membimbing para peserta didik dari pihak orangtua untuk menciptakan Profil Pelajar Pancasila, yakni penyamaan persepsi tentang bagaimana mendidik peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, bisa bergotong royong dalam masyarakat, mandiri dan bisa berwirausaha, menghormati orang lain tanpa membeda-bedakan suku, bangsa, ras, dan agama, serta mengajari bagaimana menyikapi teknologi informasi yang semakin berkembang dari masa ke masa.

Contoh pemahaman Profil Pelajar Pancasila yang diberikan guru kepada orangtua untuk membantu membimbing peserta didik di rumah diantaranya adalah sebagai berikut:

1.   Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia

  • Memantau, mengajak, dan menemani  anak-anaknya untuk beribadah secara tepat waktu, dan menjalankan semua kewajibannya sesuai dengan agama dan kepercayaannya
  • Selalu berbuat baik terhadap sesama, memberi contoh untuk bersedekah, menyantuni dan tidak menghardik kaum miskin
  • Menjaga kelestarian lingkungan misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, menghemat air dan bahan bakar minyak.
  • Selalu jujur dalam setiap kata dan perbuatan

2.  Berkebinekaan Global

  • Menghargai teman atau orang lain yang berbeda agama, suku, bangsa, ras, dan golongan misalnya dengan tidak mengganggu dan mengejek cara beribadah agama lain, tidak mengejek cara berpakaian dan budaya suku lain
  • Mencari informasi mengenai kebudayaan bangsa lain untuk mengembangkan diri misalnya orangtua mengajari atau menemani anak-anaknya untuk belajar tarian dan memainkan alat musik dari suku lain

3.  Gotong Royong

  • Orangtua memberi contoh kerja bakti di lingkungan sekitar rumah dalam membersihkan selokan, menyiangi rumput atau membangun rumah tetangga dan tempat beribadah.
  • Orangtua memberi contoh bagaimana bekerja sama dengan baik bersama para tetangga dalam berbagai acara kebangsaan misalnya acara memperingati hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus, memperingati tahun baru, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun