Mohon tunggu...
Ika RoihatulJannah
Ika RoihatulJannah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hadapilah kenyataan yang seakan-akan tidak ada jalan keluar darinya. Anda kelak akan menjumpai di dunia ini hal-hal yang Anda tidak mampu mengubahnya tetapi hanya mampu berinteraksi dengan-Nya dengan berbekal kesabaran dan iman.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Aliran Perenialisme

30 Mei 2020   17:45 Diperbarui: 30 Mei 2020   17:41 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT. Anugrah yang telah Allah berikan pada hamba hamba terpilih adalah nikmat Iman dan Islam. Para pembaca yang diberkahi Allah, penulis akan menyampaikan pemahamanya mengenai filsafat alira paranialisme. Penulis yakin, hasil tulisan ini masih jauh dari kategori sempurna. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saranya yang membangun dari pembaca. Guna dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik kedepanya.

Paranialisme adalah suatu aliran filsafat yang sangat menentang terhadap aliran progresifisme. Aliran ini menentang pandangan dari aliran progresifisme yang menjunjung tinggi akan adanya perubahan untuk mencapai hal-hal yang baru. Sangat bertentangan dengan aliran progresifisme, aliran ini menggunakan jalan mundur yakni dengan menggunakan kembali nilai-nilai yang telah ada pada abat pertengahan dan zaman kuno. Metode pembelajaran yang digunakan oleh aliran ini adalah membaca dan diskusi yang dalam rangka untuk mensisiplinkan pikiran. Guru bukan hanya berlaku sebagai fasilitator belajar bagi peserta didik, namun juga sama sebagai murid yang menjalani proses belajar.

Pelopor utama aliran ini adalah Aristhoteles, yang kemudian diikuti dan dilanjutkan oleh Thomas Aquines sebagai pemburu dan reformer utama pada abad ke-13. Aliran ini berpandangan bahwa kepercayaan-kepercayaan yang ada pada zaman kuno dan abad pertengahan, patut dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan konsep pendidikan pada zaman modern saat ini. Jadi, menurutnya pendidikan pada saat ini perlu kembali kemasa lampau dengan berkeyakinan bahwa kepercayaan pada masa itu juga berguna untuk era saat ini. Adapun tokoh-tokoh dalam aliran paranialisme ini diantaranya yaitu:

1. Plato
Plato adalah seorang filsuf sekaligus seorang matematikawan dari Yunani. Ia juga murid dari Sokrates dan guru dari Aristhoteles. Pemikiranya banyak dipengaruhi oleh gurunya yaitu Sokrates. Karyanya yang paling terkenal berjudul "Republik". Yang mana didalamnya berisikan tentang uraian garis besar pandanganya mengenai Ideal. Menurut Plato, idea tidak diciptakan oleh akal pemikiran manusia. Idea lebih luas dari dunia dari manusia itu sendiri maka ide tidak tergantung terhadap akal pemikiran manusia. Namun malah sebaliknya, akal pikiran manusialah yang tergantung pada ide. Berdasarkan aliran paranialisme ini, Plato berpandangan bahwa pada hakikatnya realitas itu bersifat tetap atau tidak berubah. Realotas atau kenyataan-kenyataan itu pada dasarnya memang tidak ada dalam diri manusia. Menurutnya, keberadaan dunia ini itu benar-benar berasal dari ide mutlak yaitu Tuhan. Pengetahuan, kebenaran serta nilai-nilai yang telah ada sebelum kita lahir, itu berasal dari ide mutlak tersebut. Manusia akan mampu  menciptakan suatu kebenaran, pengetahuan ataupun bentuk nilai moral, melainkan manusia hanya mampu untuk menemukan semua itu. Dan dengan menggunakan rasiolah semua itu dapat ditemukan oleh manusia.

2. Aristhoteles
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato. Bersama dengan gurunya, Aristhoteles juga dianggap sebagai salah seorang filsuf yang pemikiranya memiliki pengaruh besar di pemikiran Barat. Namun, pemikiran Aristhoteles berbeda dengan Plato yang menyatakan tentang bentuk-bentuk ideal benda. Ia lebih memilih mengajarkan cara berpikir yang realistis, yang mana akan lebih dekat dengan kehidupan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari.

Di bidang ilmu alam, Aristhoteles merupakan orang pertama yang dapat mengumpulkan dan mengklasifikasi spesies-spesies biologi secara sistematis. Pemikiranya ini menggambarkan bahwa Aristhoteles cenderung memiliki pemikiran atau analisis yang kritis, dan ketertarikanya terhadap hukum alam.

3. Thomas Aquinas
Thomas Aquines dikenal sebagai seorang theolog sekaligus seoarang filsuf Skolastik. Pemikiran Thomas Aquinas sangt dipengaruhi oleh Aristhoteles.  Ia sangat menghormati pemikiran Aristhoteles, bahkan ia juga melanjutkan pemikiran Aristhoteles tentang Aliran Paranialisme. Thomas Aquinas sangat meyakini bahwa untuk mengetahui dan menemukan segala bentuk kebenaran, manusia juga sangat memerlukan campur tangan dari sang Ilahi. Menurutnya, manusia tidak akan mengenali pemikiran serta keyakinan yang lebih tinggi, kecuali apabila disempurnakan dengan sesuatu terang yang lebih kuat, yaitu terang keimanan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun