Mohon tunggu...
Ika Rizki Refima Putri
Ika Rizki Refima Putri Mohon Tunggu... A final-year student at UNNES

A final-year student at UNNES

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ini 5 Hal yang Tidak Pernah Disebut di Pamflet Pendaftaran Beasiswa

25 Juli 2025   13:36 Diperbarui: 25 Juli 2025   13:36 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beasiswa sering disebut sebagai solusi pendidikan untuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Namun, realitanya tak sesederhana itu. Banyak aspek penting yang tak pernah disebutkan secara gamblang, namun sangat menentukan keberhasilan seseorang mendapatkan beasiswa.

Sebagai awardee dari beberapa program beasiswa, saya merasakan sendiri bahwa perjuangan untuk mendapatkan bantuan pendidikan bukan sekadar soal nilai dan kondisi ekonomi. Ada banyak hal yang tak tertulis dalam brosur pendaftaran, namun menjadi syarat tak resmi dalam seleksi. Berikut beberapa kenyataan yang perlu diketahui oleh para pejuang beasiswa:

1. Beasiswa Tak Selalu untuk yang Benar-Benar Miskin

Memang, syarat utama sebagian besar beasiswa adalah berasal dari keluarga tidak mampu. Namun dalam praktiknya, hanya mengandalkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) saja tak akan cukup.

Sebagian besar beasiswa terutama dari lembaga pemerintah maupun swasta justru sangat mempertimbangkan prestasi akademik, rekam jejak lomba, hingga skor kemampuan bahasa asing. Misalnya, nilai IPK minimal 3,5 dan sertifikat kompetisi tingkat nasional atau internasional bisa menjadi kunci penentu.

Saya pernah mendapatkan beasiswa dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten tempat saya tinggal yang mensyaratkan SKTM. Namun, pada proses seleksi akhir, prestasi tetap menjadi prioritas utama. Bahkan, besaran dana yang diterima pun disesuaikan dengan pencapaian masing-masing mahasiswa. Semakin tinggi prestasimu, semakin besar bantuan yang kamu peroleh.

2. Harus Punya Tabungan Pribadi Terlebih Dahulu

Ironis, tapi nyata. Meski beasiswa ditujukan untuk mereka yang mengalami keterbatasan ekonomi, justru pada tahap awal banyak pengeluaran yang harus ditanggung sendiri.

Mulai dari biaya legalisir dokumen, tes TOEFL, tes UKDBI, pengiriman berkas fisik, dan sebagainya. Bahkan setelah dinyatakan lolos, pencairan dana beasiswa biasanya tak langsung dilakukan. Jadi, memiliki tabungan sebagai dana talangan sementara adalah keharusan yang tidak pernah disebutkan.

3. Ada Tanggung Jawab Tambahan yang Tidak Tertulis

Banyak yang mengira bahwa setelah menerima beasiswa, beban akan berkurang. Nyatanya, beasiswa bukan hadiah, melainkan investasi dari lembaga pemberi. Penerima beasiswa harus mempertahankan IPK, aktif di organisasi, mengikuti pelatihan internal, hingga terlibat dalam kegiatan sosial.

Dalam beberapa program, progres akademik dan aktivitas nonakademik dipantau secara berkala. Jika kinerjamu menurun, bukan tak mungkin beasiswa dihentikan. Ini membuat sebagian mahasiswa merasa seperti robot produktivitas yang harus terus memberi performa terbaik.

4. Mental Tangguh Adalah Kunci

Adanya proses seleksi yang ketat, tanggung jawab moral, dan ekspektasi tinggi adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan sebagai awardee. Setiap penerima beasiswa punya cerita masing-masing, ada yang mulus, ada yang penuh jatuh bangun. Namun satu hal yang pasti: semua awardee layak dihargai, bukan hanya karena mereka menerima bantuan dana, tetapi karena mereka mampu bertahan, berkembang, dan terus belajar di tengah tantangan yang sering kali tak terlihat.

Sebagai penerima beasiswa, saya belajar bahwa yang paling penting bukan hanya lolos seleksi, tapi bagaimana menjalaninya dengan konsisten. Jika kamu sedang memperjuangkan beasiswa, persiapkan bukan hanya berkas dan nilai, tapi juga mental, semangat, dan rasa tanggung jawab.

Beasiswa bukan jalan pintas menuju kesuksesan. Tapi bagi banyak orang, ini adalah jembatan untuk mengubah hidup. Maka dari itu, perjuangkan sebaik mungkin, dan ketika mendapatkannya, jalani dengan penuh integritas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun