Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Grup WA yang Kerap Menarik Kehidupan Manusia dari Dunia Nyata

23 Juli 2025   14:55 Diperbarui: 23 Juli 2025   16:49 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aplikasi WhatsApp. (Pexels/Anton via Kompas.com)

Berbagai Pengalaman Unik tentang Grup WA 

Urusan WA grup, sampai konflik sama beberapa orang gara-gara WA grup, pernah saya lakukan. Berikut ini beberapa hal dari pengalaman dan pengamatan saya yang cukup unik tentang grup WA.

1. Grup WA untuk menciptakan batas hubungan sosial

Pernah suatu ketika saat saya diterima kerja di sebuah sekolah, ada salah satu teman yang berinisitaif membuat WA grup. Alasannya agar memudahkan koordinasi seputar hal ini itu pada guru-guru baru. Tapi yang ada belum apa-apa sudah digunakan ajang banyak ngobrol dan ghibah guru lama. Akhirnya saya memilih keluar. 

Di kemudian hari saya baru menyadari. Banyak orang membuat grup WA dengan tujuan membuat batas dengan yang lain. Grup WA dibuat untuk membicarakan hal yang tak ingin diketahui pihak tertentu. Namun seringnya tujuan ini lebih dipakai untuk urusan membicarakan keburukan orang lain. Tanpa solusi masalah, dan hanya untuk memuaskan ketidaksukaan kolektif.

2. Anaknya satu, grup WA-nya banyak

Kalau yang ini terjadi di tempat anak saya bersekolah. Satu anak saya yang masih TK saja bisa ada beberapa grup

Ada grup untuk seluruh wali murid di TK, grup kelas sendiri, grup tanpa wali kelas, dan grup kegiatan. Kalau kegiatan makan bersama, grupnya dibuat sendiri. Nanti mau rekreasi, grupnya sendiri lagi. Sementara kalau kegiatannya sudah selesai, grup ini tidak dibubarkan.

Total satu anak, minimal orangtuanya bisa masuk ke dalam tiga grup WA! Saya lalu membayangkan orang tua teman anak saya yang anaknya ada tiga. Di kemudian hari pantas saja anaknya sering salah baju, atau tidak membawa ini itu padahal sudah diberitahu di WA grup. Mungkin dia pusing karena harus memantau banyak WA grup sementara banyak hal juga di dunia nyata yang harus ia kerjakan.

Akhirnya di sekolah anak saya yang sekarang, saya jarang mau dimasukkan ke WA grup. Cukup suami saya yang juga sekaligus guru di sekolah tersebut. Sebagai orang yang mudah terdistraksi, saya angkat tangan!

Akhirnya saya lihat suami terkadang cukup kewalahan dengan grup-grup WA tersebut. Pasalnya di antara guru saja sampai ada beberapa WA grup. Ditambah grup ini itu untuk wali murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun