Baru tantangan hari pertama di Kompasiana program Ramadan, dan saya sudah gelagapan bingung mau menulis apa. Padahal temanya bukan hal yang sulit. Para Kompasianers diminta untuk menuliskan apa yang akan dilakukan di bulan Ramadan tahun ini.
Namun nyatanya, memang tahun ini saya tidak menggebu punya target ini itu seperti tahun kemarin. Di tahun lalu, saya bisa punya banyak target karena ikut tantangan di sana-sini. Ada target menulis di program Ramadan Kompasiana, target one day one juz di grup sebuah blogger untuk emak-emak penulis, sampai target membuat sebuah video setiap harinya. Ajaibnya, semua itu bisa konsisten saya lakukan.
Berbanding terbalik dengan tahun ini yang malah kurang ada target ini itu. Bahkan di hari ke-3 Ramadan ini, saya seperti orang kebingungan. Ingin one day one juz, sementara kondisi malam ini saat saya menuliskan tulisan ini, yang ada tak sampai 2 juz perkembangan bacaan Alquran yang saya lakukan.
Ada sih niatan ingin rutin membuat konten video aktivitas bermain dan belajar anak. Nyatanya selalu saya mengaku tak punya cukup waktu.
Pun target ibadah sunah lainnya. Jika tahun sebelumnya rutin dan rajin ini itu, tahun ini, yang baru beberapa hari bulan puasa, banyak hal terlewat begitu saja.
Bisa dibilang baru hari ke-3 Ramadan, saya seperti sudah kehilangan energi untuk mengejar ini itu. Belum apa-apa, saya sudah merasa banyak mengalami kekalahan!
Diingatkan Ustad tentang Tobat
Hingga beberapa jam lalu, saat saya mengikuti salat tarawih di Masjid Namira Lamongan, Ustad Hamid Mahanan menyampaikan sebuah ceramah yang cukup menyentil kondisi saya sekarang.Â
Tema ceramahnya tentang 'Tobat akan membawa Kemenangan Umat', yang disampaikan usai salat tarawih dan witir. Dalam ceramah tersebut, saya seperti diingatkan tentang hakikat bulan Ramadan.
Intinya, Ustad Hamid menyampaikan bahwasanya di dalam bulan Ramadan, setiap umat Islam sudah semestinya harus banyak beribadah dan memohon ampunan. Harus benar-benar bertobat dari segala kesalahan yang sudah ada sebelumnya.