Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Semangat Kerja di Saat Tubuh Sedang Sakit

30 Mei 2022   16:30 Diperbarui: 30 Mei 2022   16:34 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Engin_Akyurt - Pixabay

Harus kerja tapi badan dalam kondisi tidak enak alias sakit, memang hal yang sangat menyebalkan. Maunya sih istirahat. 

Tapi karena merasa tak enak dengan teman kerja yang lain apalagi satu tim, maka mau tak mau kerja pun tetap harus dilakukan.

Itu yang kerap saya alami ketika dulu bekerja menjadi reporter. 

Jika kondisi tubuh saya sedang ngedrop, segala cara akan saya coba asalkan tubuh saya bisa segera kembali sehat. 

Habisnya jika memilih berobat ke rumah sakit, bisa boros uang, dong! 

Atau jika kesehatan belum pulih, saya mencoba cara apapun agar kerja tetap jalan meski saya sedang tidak enak badan.

Apalagi tidak ada satu pun keluarga yang ada di dekat saya waktu itu. Satu-satunya cara ya tentu saja mengandalkan diri sendiri atau teman terdekat.

Untungnya, saya orang yang bandel untuk mencoba apapun cara meski tidak mengenakkan sekalipun demi kesehatan tubuh saya. 

Yang paling tidak mengenakkan adalah jika typhus saya sudah kambuh yang disertai dengan tanda-tanda dingin di ujung jari tangan dan kaki, lidah berwarna putih, mulut terasa tidak enak cenderung pahit, serta pening di bagian kepala tertentu.

Hapal deh saya kalau sudah seperti itu.

Segera, saya cari orang singkong goreng untuk jadi camilan saya, membeli madu untuk diminum, membawa bungkusan praktis bubur instan, sampai dengan membuat jamu parutan kunyit sendiri. 

Untungnya, cara-cara seperti itu berhasil dan bisa membuat tubuh saya kembali normal.

Pernah juga di lain waktu, saya mengalami kecelakaan saat mengendarai motor yang membuat lutut saya mengalami luka yang bisa dibilang bukan luka ringan. 

Meski badan sampai demam berkali-kali karena efek luka yang ada, tetap saja, waktu itu saya ngeyel untuk hanya tetap mengandalkan obat-obatan ala kadarnya saja.

Kala itu, segala obat saya coba oleskan ke luka yang ada di lutut tersebut. 

Mulai dari mengoleskan minyak tawon yang jadi obat andalan keluarga saya sejak kecil, betadine yang konon terkenal mampu mengeringkan luka, sampai mengoleskan minyak gamat pemberian teman yang katanya di Malaysia terkenal ampuh menyembuhkan luka.

Saat harus ke kantor, bingunglah saya waktu itu karena kaki saya tidak bisa berjalan dengan seperti biasanya. 

Sementara sewaktu di rusun tempat saya tinggal saja, ke mana-mana, saya harus merangkak atau mengandalkan tongkat sapu yang sudah dilepas kepala sapunya. 

Belum lagi luka yang ada di lutut, yang tak mungkin terus menerus saya tutupi dengan celana panjang.

Setelah pikir ini itu, saya pun menemukan cara bagaimana agar bisa tetap ke kantor dan tetap bekerja. 

Mulai dari saat berangkat, saya meminta tumpangan ke Tari, teman sekamar saya yang juga seorang reporter.

Lantas sampai di kantor, saya angkat celana panjang saya sampai di atas lutut, lalu saya bebat bagian kaki saya di bawah lutut dengan kain. 

Hehehe... kan lucu dong jadinya kalau saya yang pakai jilbab ini harus mengenakan celana panjang yang diangkat sampai di atas lutut dan memperlihatkan bagian betis saya! 

Yah, pokoknya cukup deh bagian luka itu tidak tertutup oleh apapun. 

Untungnya, kantor saya terutama ruang redaksi selalu mempersilakan siapapun karyawan di kantor itu untuk duduk seenaknya! 

Maksudnya, mau duduk jongkok di atas kursi, sampai angkat kaki sekalipun, nggak akan ada yang melarang. Kecuali jika ada tamu, pastinya tahu sama tahu sendiri lah harus bersikap seperti apa.

Lantas bagaimana untuk memperlancar jalan saya yang pincang? Eit, si tongkat sapu juga nggak ketinggalan saya bawa lho. 

Jadi ketika di kantor, berubahlah saya bak Nenek Lampir dengan tongkat panjang saktinya yang berjalan ke sana ke mari! 

Yang penting, kerja jalan terus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun