3. Sentuhan Pemerintah Kota. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup melakukan penataan area embung dengan membangun jalur pejalan kaki, taman hijau, hingga lampu taman yang membuat area ini nyaman dikunjungi siang dan malam.
4. Peran Media Sosial. Popularitas Embung Langensari melonjak berkat unggahan foto dan video di media sosial. Sunset di tepi embung, jogging track di sore hari, hingga jajanan di malam hari yang sangat melimpah menjadi daya tarik utama yang menyedot perhatian warga dan wisatawan.
Isu Ruang Publik di Balik Popularitas Embung Langensari
Di balik transformasi dan keindahannya, ada beberapa isu ruang publik yang ikut mencuat bersamaan dengan ramainya pengunjung di Embung Langensari Jogja:
1. Akses Ruang Publik yang Belum Merata
Meski beberapa ruang publik di pusat kota Jogja sudah ditata dengan baik, kawasan pinggiran dan permukiman padat masih minim ruang terbuka. Pemerataan ruang publik menjadi tantangan penting yang perlu diperhatikan ke depan.
2. Ancaman Komersialisasi
Ketika ruang publik mulai populer, tak jarang muncul godaan untuk mengomersialkannya. Jika tidak dikelola dengan bijak, bisa saja embung ini beralih fungsi menjadi area komersial yang membatasi akses warga.
3. Kebersihan dan Pengelolaan Sampah
Semakin ramai pengunjung, masalah sampah pun muncul. Beberapa sudut Embung Langensari sering dipenuhi plastik, botol minuman, hingga puntung rokok.
Perlu ada kesadaran bersama dan pengelolaan yang lebih sistematis agar ruang publik tetap bersih dan nyaman.
Transformasi Embung Langensari Jogja dari infrastruktur air menjadi magnet anak muda mencerminkan dinamika perubahan ruang publik di perkotaan.