Mohon tunggu...
Ika Kurnia Cahyani
Ika Kurnia Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ika Kurnia

The strongest hope have a miracle.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dan Kebhinekaan di Indonesia

14 Juni 2021   10:14 Diperbarui: 14 Juni 2021   10:30 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia memiliki total penduduk sekitar 260 juta, tentu memiliki berbagai latar belakang seperti ras, suku dan agama yang mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir setiap individu. Dari segi agama, setidaknya pemerintah mengakui adanya enam agama yang telah diputuskan menjadi agama resmi bagi penduduk Indonesia, yaitu: Islam, Kathotik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Dan dalam beberapa kesempatan pemeritah juga mengakui keberadaan aliran-aliran kepercayaan yang menjadi landasan hidup bagi sebagian masyarakat, akan tetapi pengakuan itu bukan dalam bentuk agama, tapi sebagai cultural haritage atau local wisdom, sehingga banyak dari penganut aliran kepercayaan masih mengaku menjadi pengikut dari salah satu keenam agama resmi.

Bhinneka Tunggal Ika yang berarti meskipun berbeda-beda tapi tetap satu merupakan motto resmi negara Republik Indonesia. Motto ini muncul dalam lambang Garuda Pancasila pada sebuah gulungan yang dicengkeram dengan kaki Garuda. Secara konstitusional, hal  tersebut telah diatur dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi "Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika."

Dalam Islam memiliki perbedaan merupakan sebuah fitrah manusia, pemaksaan terhadap sebuah perbedaan justru melanggar fitrah tersebut, apalagi melakukan kekerasan untuk memaksakan kehendak menjadi hal yang kontradiktif dengan makna Islam sendiri. Menurut bahasa, kata Islam berarti tunduk, patuh, berserah diri, dan damai. Jadi, karakteristik dan watak dasar Islam sebenarnya adalah gagasan komprehnsif tentang perlunya perdamaian dalam hidup dan kehidupan manusia. Islam diturunkan sebagai agama untuk tujuan mewujudkan salam (keselamatan), kedamaian dan perdamaian. Maka segala bentuk tindak kekerasan terorisme, anarkisme dan ketidak setujuan terhadap perbedaan sebenarnya bertentangan dengan watak dasar, visi dan misi agama Islam.

Prinsip-prinsip kebebasan, hak, menghormati perbedaan telah lama dipraktikan oleh Islam sejak zaman Rasulullah. Dapat dilihat dalam piagam Madinah yang dikenal dalam sejarah untuk mendapatkan hak-hak dasar manusia. Pada pembukaan piagam Madinah disebutkan bahwa "Ini adalah piagam dari Muhammad S.A.W diantara kaum mu'minin dan muslimin dari Quraisy dan Yatsrib, dan orang-orang yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka."

Konsep "Bhineka Tunggal Ika" sebagai identitas bangsa Indonesia yang kalimatnya diadopsi dari filsafat Nusantara (pada masa Kerajaan Majapahit) untuk menyatukan bangsa sejatinya tidak terlalu perbeda (untuk tidak dikatakan sama) dengan isi pertama Piagam Madinah. Kemajemukan dan keragaman sudah tentu membutuhkan "simbol" pemersatu agar tidak terjadi konflik yang merugikan untuk individu, kelompok, dan negara secara lebih luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun