Mohon tunggu...
Ika Nur Aini
Ika Nur Aini Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Belajar itu menyenangkan. Bisa dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temanku yang Istimewa

21 Januari 2020   10:31 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:48 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Melihat teman yang diajaknya berkenalan menjawab dengan suara yang belum bisa dipahami oleh Putra, tampaknya membuat ia sedikit ketakutan. Terlihat saat membalas percakapan kepada Rio.

Putra sejak sebelum masuk ke sekolah dasar sering bermain dengan teman-teman sebayanya di sekitar rumah. Ketika harus bertemu dengan teman baru pun ia juga tidak malu, tetapi kali ini ia sedikit kebingungan dengan respon yang diberikan oleh teman barunya itu.

"Anak-anak ayo kita lanjut ke ruangan berikutnya ya!" Bu guru berdiri di dekat pintu sambil mengisyaratkan anak-anak untuk berbaris rapi keluar kelas.

Sekarang anak-anak menuju ke taman. Putra duduk di salah satu kursi taman. Ia melirik tersembunyi ke arah temannya yang diajak kenalan tadi. Tampaknya Putra masih penasaran. Apalagi ia melihat ada benda yang menempel di telinga temannya itu sejak tadi.

Bu guru juga begitu, beliau ketika berbicara dengan Rio selalu menggerak-gerakkan tangannya.

"Baik anak-anak kita istirahat dulu jalan-jalannya. Masuk kelas sambil mendengar cerita yang asyik hari ini ya!"

Kegiatan orientasi lingkungan sekolah sudah selesai. Anak-anak menuju ruang kelas sambil berbincang-bincang dengan teman baru yang sudah mereka kenal. Eh, ada juga yang masih berjalan sendiri loh karena belum berani berkenalan langsung dengan temannya.

Saat masuk ruang kelas anak-anak diberi kesempatan oleh ibu guru memilih tempat duduknya sendiri-sendiri. Suara anak-anak berteriak sambil berlari berebut tempat duduk. Secara cepat Putra langsung meletakkan tasnya di kursi bagian paling depan.

Tepat sekali. Putra duduk berpasangan dengan Rio. Ia sangat bahagia bisa duduk bersamanya. Meskipun masih ada penasaran dan sedikit ketakutan ketika berbicara dengan Rio.

"Hai..." Putra menyapa Rio kembali sambil melambaikan tangan.

Rio tersenyum kepada Putra sambil memberikan sebuah gambaran yang sangat indah di selembar kertas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun