Mungkin saya salah meminta. Tidak hanya karena yang menentukan num sarwah Asian games, bukan pak presiden semata, tapi juga karena semua event pasti ada akhirnya.
Namun tak apalah, sebab bapak presiden adalah pimpinan tertinggi kami rakyat indonesia. Maka  andai boleh meminta,  maka saya hanya berharap pada bapak presiden untuk memperpanjang  Asian games ini.
Betapa tidak! Di Asian games inilah saya bisa menyaksikan pertarungan atlet terbaik Asia. Mereka berjibaku atas nama tanah air. Saya bisa memandang, Â meski hanya lewat layar kaca, nasionalisme masih mekar.
Jujur di asian games ini pulalah saya menyaksikan atlet muda berbakat, khususnya dari tanah air kita. Ternyata mereka punya potensi tapi mungkin dulu hanya dibiarkan terbenam.
Tapi lebih dari itu, di asian games inilah saya menyaksikan betapa cinta tanah air itu masih bergelora dalam dada rakyat Indonesia. Para atlet berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mengharumkan nama bangsa. Para penonton memberi semangat tanpa kenal lelah. Mereka bisa beda agama, lain suku dan ragam marga tapi mereka berada dalam satu nafas: Indonesia.
Untuk bapak ketahui, inilah pertama kalinya saya merasakan kebanggan yg membumbung tinggi, ketika melihat Indonesia berada dalam deretan negara adi daya asia. Urutan keempat dengan  30 medali emas. Sejarah pertama untuk Indonesia. Bahkan indonesia menjadi pengumpul emas terbanyak di Asian games untuk negara2 Asia Tenggara.
Saya bisa berdiri tegak memandang malaesyia, singapura, thailand dan lainnya. "Siapa kini sejatinya macan di Asia Tenggara bung?" kataku dengan bangga pada mereka.
Bapak Presiden! Tapi yang membuatku lebih terharu ketika bapak presiden duduk bersama dengan bapak Prabowo di panggung kehormatan. Menyaksikan anak anak bangsa yang berlaga hidup mati. Sesekali kamera menyorot bapak berdua dari dekat. Raut muka bapak berdua sama. Ingin anak anak bangsa itu meraih kemenangan. Terlihat cemas saat terdesak, tapi berbinar sumringah saat di atas angin. Itulah paras orang tua yg menyaksikan anak anaknya bertarung untuk kehormatan negeri. Bapak berdua adalah orang-orang yg mencintai negeri ini.
Tahukah bapak presiden, saya gemetar saking harunya ketika pesilat putra Indonesia naik ke podium, lalu merangkul bapak presiden dan pak prabowo. Bapak bertiga saling berangkulan dibalut merah putih. Tuhan....! itulah pemandangan yg paling indah dalam event ini sekaligus  panorama  langka dalam hingar bingar politik kita yg makin kisruh.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!