Mohon tunggu...
Info Bejod
Info Bejod Mohon Tunggu... Pemadam Kebakaran - Informasi Sarerea

Dari Desa Membangun Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah akan Datang, Nak

24 Mei 2018   10:23 Diperbarui: 24 Mei 2018   10:32 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theodysseyonline.com

Sudah menjadi kebiasaan warga kampung untuk bepergian ke luar kota, meskipun harus rela meninggalkan anak dan istri demi menghidupi keluarga.

Sebelum berangkat sang anak berpesan kepada ayah, ayah nanti acara kenaikan kelas ayah harus pulang, aku sangat rindu sekali dan ingin sekali saja acara kenaikan kelas nanti dihadiri oleh ayah, dan jangan lupa beliin baju lebaran yang bagus. 

Itu merupakan pesan sang anak kepada ayahnya yang hendak akan berangkat keluar kota. Kemudian Ayah memeluknya dengan erat tersumbul senyum bahagia dan air mata menetes seakan akan ini ungkapan spesial yang keluar dari hati yang paling dalam. tepat pukul 06.15 WIB ayah bersalaman dan berpamitan kepada istri dan mencium kening anak kesayangannya dan anak satu satunya yang di berikan oleh Allah SWT. itu menurutnya harta yang paling berharga dari apapun.

Sepanjang perjalanan sang ayah selalu ingat dengan kata kata itu, karena baru pertama kali ia berpesan dengan ungkapan spesial dan menegur hati sang ayah untuk pulang membawa hadiah. Biasanya kalau pulang dari kota tidak membawa oleh-oleh yang spesial, paling hanya makanan ringan dan buah buahan, kalau yang ini beda kenaikan kelas harus pulang dan membawa baju lebaran yang bagus. 

Hari berlalu minggupun bertemu tak terasa hampir 2 bulan bekerja di luar kota. dan tibalah waktu yang didambakan untuk menepati permintaan anak kesayangannya dan memenuhi permintaannya, bergegas pergi ke pasar mencari baju yang paling bagus untuk anaknya. Dengan senyum bahagia memilih salah satu baju yang cocok dan anaknya akan sangat cantik kalau memakai baju yang dipilih oleh ayahnya, 

Keesokan harinya ayah langsung bersiap siap membawa tas ransel dan jinjingan yang berisi baju lebaran yang bagus. Jam 07.00 berangkat dari terminal menuju kampung halaman dan membayangkan betapa bahagianya sang anak ketika ayahnya datang dan membawa baju lebaran yang paling bagus. Tiba di pertigaan mobil berhenti tandanya sudah sampai. Langsung naik ojek menuju rumah dan menyuruh bercepat cepat agar segera sampai ke rumahnya dan tak sabar ingin cepat bertemu dengan sang anak. 

Setelah sampai didepan rumah senyum semringah memandang rumah yang tandanya ada kebahagiaan. Dengan langkah gontai menuju pintu dan ingin segera membukanya. Setelah dibuka sang istri merangkul, terisak tangis yang mendalam, bertekuk lutut tanpa kata dan hanya isyarat air mata yang mengalir di pipinya. 

Mah anak kita mana..... Tak ada jawaban hanya Isak tangis yang terdengar dan terus menangis. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun