Integrasi Kearifan Lokal Aceh dan Moderasi Islam dalam Pembelajaran Bahasa Arab: Kontribusi IAI AL-AZIS pada International Community Service Collaboration di Sabang
Sabang -- Gelaran International Community Service Collaboration (ICSC) 2025 di Pulau Sabang, Aceh, menjadi momentum penting bagi para akademisi untuk berbagi gagasan inovatif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal. Acara yang digelar pada 20--25 Juli 2025 ini menghadirkan pakar dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Salah satu topik yang menarik perhatian peserta adalah paparan dari Iis Susiawati, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAI AL-AZIS Indramayu, yang mengangkat tema "Integrasi NilaiKearifan Lokal dan ModerasiIslam dalam PendidikanBahasaArab: Sebuah Rekomendasi PkM untuk TPQ/Dayah diSabang." Gagasan ini menyoroti pentingnya mengontekstualisasikan pengajaran bahasa Arab dengan nilai-nilai lokal yang sejalan dengan prinsip Islam wasathiyah, seperti peumulia jamee (memuliakan tamu), meugoe adat (memelihara adat), serta semangat musyawarah dan perdamaian.
Kearifan Lokal Sebagai Basis Pembelajaran
Dalam presentasinya, Iis Susiawati menyoroti bahwa, berdasarkan berbagai kajian, pembelajaran bahasa Arab di banyak lembaga keagamaan di Indonesia kerap menggunakan pendekatan yang tekstual dan normatif. Pola ini dinilai kurang menyentuh konteks sosial dan budaya peserta didik. Padahal, nilai-nilai budaya lokal, khususnya di Aceh, memiliki potensi besar untuk dipadukan dalam pengajaran bahasa Arab, sehingga dapat membantu pembentukan karakter dan meningkatkan relevansi pembelajaran.
"Pendekatan berbasis kearifan lokal akan membuat bahasa Arab lebih mudah diterima, karena siswa merasa bahwa materi yang dipelajari dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka," ungkapnya. Ia juga menekankan bahwa integrasi moderasi Islam dalam materi ajar akan menciptakan pemahaman agama yang toleran, adil, dan humanis.
Desain Program PkM yang Terstruktur
Iis memaparkan desain PkM yang terdiri dari pelatihan partisipatif bagi guru TPQ/Dayah melalui lokakarya, FGD, dan microteaching. Guru akan dibekali modul tematik berbasis budaya lokal serta keterampilan merancang dialog dan teks tematik. Tidak hanya itu, program ini juga mengembangkan media visual berbasis Canva Arab, portofolio RPP, serta mekanisme evaluasi berbasis refleksi untuk memastikan efektivitas pembelajaran.
"Dengan pelatihan yang partisipatif, guru dapat lebih percaya diri menyusun materi ajar yang relevan, kontekstual, dan sesuai dengan nilai-nilai budaya Aceh," tambahnya.
Kontribusi terhadap SDG 4 dan SDG 16
Program ini dirancang untuk mendukung SDG 4 (Quality Education) dengan meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Arab yang inklusif, serta SDG 16 (Peace, Justice & Strong Institutions) melalui penguatan harmoni sosial dan budaya damai. Model ini juga dirancang agar mudah direplikasi di daerah lain, dengan penyesuaian terhadap kearifan lokal masing-masing wilayah.