Mohon tunggu...
Iis Susiawati Abdullah
Iis Susiawati Abdullah Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Pendidikan, Agama dan Lingusitik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Di Balik Sikap Cari Perhatian: Percaya Diri yang Tersembunyi atau Rapuh?

14 April 2025   21:27 Diperbarui: 14 April 2025   21:27 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Percaya Diri vs Rapih

Di Balik Sikap Cari Perhatian: Percaya Diri yang Tersembunyi atau Rapuh?

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam obrolan santai maupun diskusi psikologi populer adalah: apakah orang yang suka cari perhatian adalah orang yang tidak percaya diri? Pertanyaan ini sekilas tampak sederhana, namun sesungguhnya menyimpan kompleksitas psikologis yang tidak bisa diselesaikan dengan jawaban hitam putih.

Perilaku "mencari perhatian" sendiri memiliki spektrum yang luas. Ada orang yang ingin tampil menonjol di keramaian, senang menjadi pusat obrolan, atau selalu aktif di media sosial dengan curahan hidup pribadinya. Tapi apakah semua itu hanya karena mereka kekurangan rasa percaya diri?

Mari kita kuliti satu per satu.

1. Mencari Perhatian: Antara Kebutuhan Dasar dan Respons Sosial

Manusia secara alami adalah makhluk sosial. Kita tumbuh dengan kebutuhan untuk diakui, dihargai, dan dicintai. Dalam teori psikologi humanistik yang dipopulerkan oleh Abraham Maslow, kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) merupakan bagian dari hierarki kebutuhan manusia yang mendorong individu untuk merasa dihargai oleh orang lain.

Dalam konteks ini, perilaku mencari perhatian bisa jadi merupakan ekspresi dari kebutuhan sosial yang wajar, selama masih dalam batas sehat dan tidak merugikan orang lain.

Namun, bila perilaku tersebut muncul berlebihan dan terus-menerus dalam berbagai situasi yang tidak tepat, bisa jadi terdapat dinamika psikologis yang lebih dalam di baliknya.

2. Antara Percaya Diri dan Self-Esteem yang Rentan

Salah satu mitos yang sering beredar adalah bahwa orang yang suka tampil atau bicara di depan umum pasti percaya diri. Padahal, banyak orang dengan rasa percaya diri rapuh justru menutupi ketidaknyamanan mereka dengan menunjukkan “keberanian” yang semu.

Menurut penelitian psikologi sosial, individu dengan low self-esteem bisa jadi akan lebih sering mencari pengakuan eksternal untuk menambal kekosongan internal. Mereka menjadi sangat sensitif terhadap penilaian orang lain, sehingga terus-menerus berupaya mendapat validasi agar merasa cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun