Di Balik Sikap Cari Perhatian: Percaya Diri yang Tersembunyi atau Rapuh?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam obrolan santai maupun diskusi psikologi populer adalah: apakah orang yang suka cari perhatian adalah orang yang tidak percaya diri? Pertanyaan ini sekilas tampak sederhana, namun sesungguhnya menyimpan kompleksitas psikologis yang tidak bisa diselesaikan dengan jawaban hitam putih.
Perilaku "mencari perhatian" sendiri memiliki spektrum yang luas. Ada orang yang ingin tampil menonjol di keramaian, senang menjadi pusat obrolan, atau selalu aktif di media sosial dengan curahan hidup pribadinya. Tapi apakah semua itu hanya karena mereka kekurangan rasa percaya diri?
Mari kita kuliti satu per satu.
1. Mencari Perhatian: Antara Kebutuhan Dasar dan Respons Sosial
Manusia secara alami adalah makhluk sosial. Kita tumbuh dengan kebutuhan untuk diakui, dihargai, dan dicintai. Dalam teori psikologi humanistik yang dipopulerkan oleh Abraham Maslow, kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) merupakan bagian dari hierarki kebutuhan manusia yang mendorong individu untuk merasa dihargai oleh orang lain.
Dalam konteks ini, perilaku mencari perhatian bisa jadi merupakan ekspresi dari kebutuhan sosial yang wajar, selama masih dalam batas sehat dan tidak merugikan orang lain.
Namun, bila perilaku tersebut muncul berlebihan dan terus-menerus dalam berbagai situasi yang tidak tepat, bisa jadi terdapat dinamika psikologis yang lebih dalam di baliknya.
2. Antara Percaya Diri dan Self-Esteem yang Rentan
Salah satu mitos yang sering beredar adalah bahwa orang yang suka tampil atau bicara di depan umum pasti percaya diri. Padahal, banyak orang dengan rasa percaya diri rapuh justru menutupi ketidaknyamanan mereka dengan menunjukkan “keberanian” yang semu.
Menurut penelitian psikologi sosial, individu dengan low self-esteem bisa jadi akan lebih sering mencari pengakuan eksternal untuk menambal kekosongan internal. Mereka menjadi sangat sensitif terhadap penilaian orang lain, sehingga terus-menerus berupaya mendapat validasi agar merasa cukup.