noted : disini penulis hanya menyajikan pandangan menurut penulis, tidak ada unsur untuk hal hal yang berbau politik atau menyinggung pihak manampun, murni beririsan dengan teknologi dan pandangan saja, asumsi setiap orang akan berbeda,mari berkomentar lebih bijak dan membangun,..selamat menyimak ....
Program Terkini Ini Menjanjikan Pembayaran Langsung untuk Partisipasi---Benarkah Menguntungkan atau Ada Risiko?
Belakangan ini, program scan retina tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial Indonesia. Pasalnya, peserta yang bersedia melakukan pemindaian retina mata dikabarkan menerima insentif uang tunai senilai Rp300.000 hingga Rp500.000. Kabar ini pun memicu antusiasme sekaligus kehati-hatian dari masyarakat. siapakah yang di untungkan?...opini ini tergantung siapa dan kepentingan siapa yang menilai, mungkin bisa jadi positif dan negatif akan berseriweran komentar setiap warga indonesia.
Mengapa Scan Retina Dibayar?
Menurut informasi yang beredar, program ini diklaim sebagai bagian dari penelitian teknologi biometrik atau verifikasi data berbasis artificial intelligence (AI). Perusahaan penyelenggara---yang masih simpang siur identitasnya---menyebut data retina digunakan untuk pengembangan sistem keamanan atau layanan kesehatan digital. Namun, beberapa sumber meragukan transparansi tujuan sebenarnya.semoga saja disini hawanya positif membangun umat manusia lebih baik, tapi jika terjadi hal yang tidak di duga mungkin kewaspadan setiap orang harus di tingkatkan.
Respons Publik: Antara Peluang dan Kekhawatiran
Banyak warga, terutama di kota besar, tertarik mengikuti program ini karena iming-imin imbalan tunai instan. "Saya scan selama 10 menit, langsung dapat Rp500 ribu. Lumayan buat tambahan kebutuhan sehari-hari," ujar Andi (28), salah satu peserta di Jakarta.
Di sisi lain, pakar keamanan siber mengingatkan potensi penyalahgunaan data biometrik. "Retina adalah data pribadi yang sangat sensitif. Jika bocor atau diperjualbelikan, bisa digunakan untuk kejahatan identitas atau pemalsuan dokumen penting," tegas Dr. Maya Susanti, akademisi bidang teknologi informasi.
Klarifikasi dari Pihak Berwenang
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui siaran persnya menyatakan sedang memantau perkembangan program ini. Masyarakat diimbau untuk memastikan legalitas penyelenggara dan membaca syarat-syarat perjanjian sebelum memberikan data pribadi.
sedikit Tips Aman Jika Ingin Berpartisipasi:
1. Pastikan program terselenggara oleh institusi resmi (memiliki izin dari pemerintah/Lembaga terkait).
2. Cek reputasi perusahaan melalui situs trusted seperti Kominfo atau Asosiasi FinTech Indonesia.