Bogor - Manusia mahluk yang mulia, karena nya kematian nya diperlakukan dengan baik, kembali ke permasalahan KPPS yang menjadi pahlawan pemilu (istilah KPU) pahlawan yang diabaikan, mengapa demikian? Jendral-jendral korban G30SPKI jelas mati dibunuh, korban Lion air jelas akibat kecelakaan, korban tsunami jelas karena digulung ombak.
Tapi ganjil rasa nya hampir 700 orang meninggal yang menetapkan nya Komisioner KPU yang jelas tidak punya basic forensik dan bukan dokter ahli namun Mengatakan penyebab kematian adalah kelelahan, jadi untuk bisa menetukan penyebab kematian 600 lebih orang di indonesia cukup jadi komisioner KPU tidak perlu jadi ahli forensik atau Dr.
Saya teringat kisah kopi Mirna di mana 1 orang mati diduga diracun se-Indonesia heboh, diturunkan tim ahli dari berbagai disiplin ilmu dan dimintai keterangan saksi ahli dari berbagai latar belakang akademis hanya 1 orang, Namun tidak dengan KPPS ini yang jumlah nya fantastis dan dalam waktu hampir bersamaan.
Cukup dengan stadmant KPU dan selesai....Luar biasa saya geli sendiri melihat fenomena dinegara ini, dan kemudian Dr.ani hasibuan yang coba mendesak pemerintah dan mengeluarkan pendapat analisis nya dari sisi profesi nya sebagai Dokter Justru ditangkap sekali lagi saya berdecak kagum dengan aparatur negara ini yang tanggap dan gesit menangkapi warga negara nya Namun lemah ketika harus menegakkan kebenaran.
Saya buka youtube kembali terkait kasus mirna, begitu menyita nya energy bangsa viral berbulan-bulan dan sidang nya diadakan live hanya seorang Mirna dan Saya ulangi hanya seorang Mirna... bukan siapa-siapa dan mati tidak dalam melakukan tugas negara bukan juga pejuang apa lagi tokoh.
Kesimpulan jika kasus ini tidak ditindak lanjuti oleh negara dan pemerintah hanya diam saja maka kedepan ini menjadi catatan buruk untuk rezim ini, dimana catatan sejarah akan menulis dengan tinta emas hitam dimana dalam 1 rangkayan acara hajat pesta demokrasi dibawah kepemimpinan rezim ini telah terjadi pembiaran terhadap bencana kemanusian yang memakan korban tidak sedikit dan ditambah catatan kematian brutal para peserta aksi ketika menyampaikan aspirasi dengan cara damai namun justru dioerlakukan dengan tidak manusiawi.
Sejarah tidak pernah pupus dan terhapus , sebaik apapun ditutupi akan ada saksi sejarah yang akan membuka permasalahan semua ini kelak.
Mei 2019
Iin solihin