Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anakku Susah Diatur

20 April 2017   11:36 Diperbarui: 12 Mei 2017   09:37 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap manusia akan mengalami perubahan sepanjang hidupnya. Pengalaman di masa kecil akan mempengaruhi kehidupan anak selanjutnya. Perubahan inilah yang biasa disebut perkembangan, yaitu perubahan yang dimulai saat masa pembuahan dan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya. Adapun perubahan dalam kehidupan meliputi masa prenatal, bayi, kanak-kanak awal, kanak-kanak tengah dan akhir, remaja, dewasa awal, dewasa tengah dan dewasa akhir. 

Terdapat 3 perubahan/perkembangan yang terdapat dalam diri setiap individu yaitu fisik, kognitif dan sosioemosional. Kali ini saya akan sedikit membahas tentang perkembangan sosioemosional anak diusia 2-6 tahun.

noAnak diusia 2-6 tahun biasa disebut sebagai masa anak-anak awal. Yaitu banyak perubahan yang terjadi diusia ini, apa lagi usia tersebut merupakan masa-masa pesatnya perkembangan, salah satunya perkembangan sosioemosional.

Perkembangan sosioemosion adalah perkembangan yang bersifat sosial dan emosi, perkembangan emosi anak dimulai dari sifat egosentrisme dan individualisme. Anak bersifat egosentrisme karena dia memandang dari satu sisi yaitu pada dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Di usia tersebut anak masih suka bermain sendiri, selanjutnya dia akan mulai bermain bersama temannya dan disitulah mulai tumbuhsifat soialnya.

Masa anak-anak awal juga sering disebut sebagai masa menentang orang tua karena sifat egosentrisme yang tertanam cukup kuat dalam dirinya, mereka menunjukkan sikapnya dengan cara menolak dan menentang sesuatu yang datang dari orang lain disekitarnya. Anak merasa bahwa dirinya memiliki kemampuan dan kehendak sendiri yang mana kehendak tersebut bertolak belakang dengan kehendak orang lain. 

Saat-saat seperti ini banyak dari para orang tua khusunya ibu yang sering mengeluh bahwa anknya susah diatur, seperti sulit untuk disuruh mandi sore, bandel jika disuruh membereskan mainannya, bandel jika disuruh gosok gigi sebelum tidur dan sebagainya. Biasanya anak juga melakukan perlawanan seperti menunda untuk menurut, cemberut, mencibir ataupun merengek bahkan ada anak yang membangkang. 

Tentunya memiliki anak yang penurut merupakan kebahagiaan tersendiri untuk setiap orang tua. Keadaan tersebut bisa diwujudkan jika anak dan orang tua melakukan kerja sama dengan baik. Sertakan alasan di setiap perlakuan, lakukan dengan cara sabar dan cinta kasih. Orang tua harus bersifat tegas tetapi jangan sekali-kali memaksa atau bahkan mendominasi. Hal-hal yang biasa dilakukan para orang tua agar anak tidak membangkan dan susah untuk diataur yaitu, pererat hubungan dengan anak, bersikaplah peka terhadapnya dan juga semakin tanggap terhadap kebutuhan anak. 

Dengan melakukan beberapa hal yang sudah saya paparkan diatas para orang tua akan mendapat kananak yang patuh dan penurut. Sikap anak yang penurut akan muncul jika anak memiliki orang tua yang mau mendengarkan kemauan anaknya. Misalnya segera menanggapi jika anaknya menangis. Orang tua yang tidak peka terhadap anaknya akan membentuk anak menjadi seorang pembangkang dan susah diatur. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun