Mohon tunggu...
Iim Maryati
Iim Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar tanpa Seragam

Mencoba menyisakan jejak langkah kemarin, dan menulis mimpi-mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Saya Diet Nenek Nangis

1 Maret 2021   22:46 Diperbarui: 1 Maret 2021   23:01 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Kegagalan adalah sukses yang tertunda" Hadeuh sepertinya pepatah lama itu kata-kata penghibur lara saja ya guys, karna gagal itu memang menyedihkan loh-- termasuk kegagalan saya untuk diet.

Sebenarnya dari dulu berat badanku gak pernah terlalu gemuk sih, jadi belum pernah kepikiran untuk diet segala. Tapi kali ini entah kenapa, setelah timbangan nganan di angka 63 kg, niat itu tiba-tiba saja muncul dan pilihan dietku mau coba yang bergaya makan telur rebus, sayuran, olahan telur, ikan, dll yang no tepung gula dan semacam itulah. Konon katanya turunnya cepat asal konsusten.

Dihari pertama, sukses. Saya lulus gak makan nasi, emang kenyang kok pagi makan telur rebus lalu siang makan orak arik telur sayuran dan begitu seterusnya sesuai aturan yang sudah tertera dalam gaya diet tersebut.

Lalu keesokannya hal tak terduga tetiba muncul, nenekku yang sudah sepuh malah nangis, dia bertanya: kenapa saya gak makan, apa kesal karna ngurusin beliau.

Haha..saya tertawa dalam hati, gimana pula ini menjelaskannya sama nenek. Walau dijelaskanpun mesti beliau bakal tidak paham. Akhirnya kugagalkan diet saat itu, demi ketenangan Nenek yang menganggap saya tidak makan karena ada masalah.

Keesokannya kucoba menjelaskan ke Nenek, kalau aku mau mengurangi makan. Oke kita makan sama-sama cuma makanan saya tanpa nasi, itu yang saya bilang. Alhamdulillah beliau bisa mengerti. Sayapun meneruskan niat itu dengan tambahan minum air perasan lemon.

Sehari dua hari tak ada masalah, di hari ketiga mulai terasa ada yang tidak beres. Gigiku yang selama masa pandemi sering kumat sakitnya, mulai cenat-cenut tak tertahankan. Saya rasa sih ini karna air lemon yang meresap masuk ke gigi yang berlubang. Haduh sungguh nikmat banget sakitnya, sampai-sampai obat dari klinikpun tak mempan lagi dibuatnya.

Seminggu sakit gigi membuat dietku kacau, aku gak bisa ngunyah yang keras-keras/sayuran walau memakai geraham sebelah kiri yang tidak sakit, karna gerakan mengunyah aja gigi sakitku terasa terguncang dan memilukan. Jadi pilihan yang aman, setiap hari saya membuat bubur berkuah yang tidak perlu dikunyah.

Dan alhasil setelah seminggu sakit gigi, lalu disusul flu satu minggu, jarum timbangan lurus di angka 60. Horee..turun 3 kg dalam satu bulan kurang ya guys. Bukan karena dietku sukses sepertinya, tapi karena sakit gigi. Haha..

Jadi mending diet apa sakit gigi ya, biar turun lagi 5kg, ih kok pilihannya serem amat ya? Nggak lah, kalau bisa ya Allah jangan lagi sakit gigi lah, sakitnya itu loh membingungkan. Serba salah, tidur salah kerja gak kuat.

Bikin sulit ngapa-ngapain, dan susah diungkapkan dengan kata-kata.Terlebih di masa pandemi ini di Puskesmas tidak melayani tindakan cabut gigi, jadi sebisanya gigi diobati sendiri saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun