Korupsi telah menjadi salah satu masalah kronis di Indonesia, merusak integritas pemerintahan dan menghambat pembangunan. Data dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan bahwa sejak 2002 hingga 2022, sebanyak 124 pejabat tinggi negara, termasuk 12 Â menteri, 7 gubernur, dan 15 bupati, telah ditangkap dan dijerat kasus korupsi. Dengan total kerugian negara mencapai Rp. 11,4 Triliun. Angka ini menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi masalah serius di kalangan aparat pemerintahan tingkat tinggi.
Banyak kasus korupsi yang diungkapkan media massa, baik cetak maupun televisi, namun kemudian hilang dan tidak pernah terdengar lagi. Contohnya adalah kasus korupsi pengadaan barang dan jasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2011) yang merugikan negara sebesar Rp 1,2 triliun, kasus korupsi dana bantuan sosial di Kementerian Sosial (2015) yang merugikan negara sebesar Rp 1,4 triliun. dan kasus korupsi pengelolaan dana pensiun di PT. Asabri (2019) yang merugikan negara sebesar Rp. 12,7 triliun. Mengapa kasus-kasus ini tidak diselesaikan secara tuntas?
Spanduk-spanduk janji para calon kepala daerah seringkali berisi janji-janji seperti peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Namun, setelah terpilih, banyak janji tersebut yang tidak direalisasikan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang komitmen para kepala daerah terhadap janji-janji mereka. Apakah janji-janji tersebut hanya sekedar retorika untuk memenangkan pemilu? Korupsi di kalangan aparat pemerintahan tingkat tinggi masih menjadi masalah serius di Indonesia. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran negara, lemahnya pengawasan dan penegakan hukum, serta konflik kepentingan dan kolusi di kalangan elit politik menjadi penyebab utama. Masyarakat harus lebih aktif dalam mengawasi pemerintahan dan menuntut janji-janji yang tidak direalisasikan.
Korupsi di pusat kekuasaan merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga anti-korupsi harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. Penting untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan untuk mencegah korupsi dan menegakkan keadilan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI