Mohon tunggu...
Ihya Ulumuddin
Ihya Ulumuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Stay Hungry, Stay Foolish

Kadang nulis, kadang baca, kadang nonton

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Belanja Jalanan Ala Dong Men

10 Oktober 2010   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:32 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liburan akhir pekan walaupun  cuma dua hari tapi kedatangannya selalu  di harapkan oleh orang- orang yang biasa rutin bekerja. Biasanya orang-orang pun sudah  mempunyai  rencana apa yang akan di kerjakan selama liburan tersebut. Begitu pun dengan kami ketika sedang berada di Shenzen.  Banyak tempat wisata di Shenzen, China. Dari wisata sejarah, pantai, belanja, serta budaya, sangat beragam pilihannya. Transportasi publik yang baik, bagus  dan murah juga menjadi alasan untuk tidak berdiam diri di hotel. Bersama seorang kawan dari China kami rencanakan minggu itu untuk mengexplore Dongmen street. Dongmen ini menjadi bagian sejarah tua kota Shenzen, yang telah  ada sekitar 300 tahun yang lalu.  Dongmen juga di kenal dengan nama Laojie atau " Old street". Dongmen terletak di distrik LouHu, Shenzen, Provinsi Guangdong, China.  Untuk masuk ke Shenzen, dari Indonesia biasanya orang akan menggunakaan penerbangan Jakarta - Hongkong yang kemudian di lanjutkan dengan perjalanan darat sekitar 1 -2 jam tergantung tingkat antri di depan imigrasinya, baik imigrasi keluar Hongkong mapun imigrasi masuk China. Untuk mencapai Dongmen Street banyak alternative yang  bisa digunakan, Bus, Subway atau taksi. Untuk yang menggunakan subway anda bisa turun di station Laojie kemudian keluar melalui pintu A. sedangkan untuk yang menggunakan Bus, tergantung dari mana lokasi ada berada awalnya. Tapi ada banyak route Bus yang melalui Dongmen ini. Selain Bus, taksi pun bisa digunakan sebagai alternatifnya dengan tarif yang lumayan sedikit mahal. Kami menginap di salah satu hotel di sekitaran Shekou, Distrik Nanshan, Shenzen.  Yang jaraknya lumayan agak jauh dengan Dongmen street  tempat tujuan wisata kami.  Untuk perjalanan ini kami akan berangkat menggunakan jalur Bus, karena kami ingin menikmati suasana kotanya, kalau menggunakan subway, kami hanya akan melewati lorong-lorong gelap kereta bawah tanahnya. Memang menggunakan Bus waktu tempuhnya lebih lama, tapi tak mengapa asal kita bisa menikmatinya. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam-an, Akhirnya kami tiba di Dongmen Street. Banyak super market,  department store, toko-toko serta pedagang-pegadang kecil serta orang yang datang ke tempat tersebut menjadikan Dongmen daerah wisata belanja jalanan tersibuk di Shenzen. Belum sempurna kunjungan Anda ke Shenzen kalau Anda tidak mampir ke Dongmen street ini, begitu kata orang-orang.

Setiap akhir pekan atau hari libur sepertinya semua orang tumpah ruah masuk ke jalanaan Dongmen. Banyak produk-produk yang jual disini, fashion, mainan anak-anak, sepatu, tas, perhiasan, makanan, elektronik, souvenir-souvenir yang unik dan khas China, bahkan obat-obat tradisional china pun anda akan temukan di sini. Banyak juga para SPG-SPG yang muda dan cantik untuk meminta para pengunjung masuk ke dalam toko nya. Brand-brand terkenal pun mejeng di sini, tapi seperti nya kita akan susah untuk membedakan mana yang asli maupun yang imitasi. Produk dari kualitas rendah sampai kualitas tinggi pun ada disini.  Banyaknya  gambar reklame-reklame iklan yang bertebaran di sana-sini membuat suasana menjadi hidup dan berwarna. Suara para pramuniaga berpromosi menggunakan pengeras suara yang saling bersahutan menawarkan barang dagangannya membuat sausana menjadi semarak.

Musim itu sedang musim dingin walaupun tidaklah sedingin musim dingin di negara-negara yang jauh dari khatulistiwa. Suhu disini mungkin hanya sekitar 15 - 20 derajat, tapi cukup untuk membuat kita orang Indonesia kedinginan. Beberapa orang mengenakan  jacket walaupun tidak terlihat tebal tapi cukup untuk melindungi tubuh dari udara dinginnya. Pakaian-pakaian para perempuan mudanya begitu kasual dan enak di pandang mata.  Perempuan , laki-laki, tua, muda, hilir mudik memenuhi jalan Dongmen, entah sekedar untuk jalan-jalan atau mereka sedang mencari sesuatu.

Jalanan di Dongmen sendiri lumayan lebar serta bersih, sehingga pengunjung di manjakan dengan kenyamanan jalan kakinya, karena mobil pun tidak diperkenankan memasuki kawasan pedestarian tersebut, tempat-tempat sampah tersusun pada tempatnya. Hampir seluruh jalanan di Dongmen kami telusuri, entah apa sebenarnya yang ingin kami cari, banyak nya pilihan serta terbatasnya budget membuat kami harus memilih sesuatu yang unik tapi murah.  Souvenir-souvenir yang khas menjadi salah satu alternative pilihannya sebagai cinderemata oleh-oleh pulang.  Toko-toko souvenir kami jelajahi satu persatu. Seorang kawan  China yang selalu menemani kami menjadi kawan yang menyenangkan. Dia selalu siap siaga mengikuti kami melangkahkan kaki. Kami pun memasuki lorong-lorong kios di salah satu bangunan yang menjual aneka macam baju anak-anak. Kawan kami akan membelikan untuk anak nya yang berusia 3 tahun sebagai oleh-oleh. Suasana padatnya orang dan banyaknya tumpukan barang menjadi lorong-lorong kios agak susah untuk sekedar berpapasan jalan. Beberapa toko yang menjual baju anak-anak kami singgahi dan melakukan tawar menawar. Melakukan tawar menawar dalam jual beli dengan orang China perlu teknik sendiri, untuk anda yang tidak bahasa China anda bisa melakukannya dengan kalkulator atau hand phone dengan mengetikkan angka-angka nya sampai sepakat, biasanya mereka telah menyediakannnya. Begitupun dengan persentase tawaran Anda, Jangan tanggung-tanggung kalo Anda menawar sekitar 50% - 60% tidaklah mengapa. Tapi dengan bantuan kawan China kami, kami tidak perlu melakukan tawar menawar tersebut, cukup kawan China kami yang melakukannya. Selain wisata belanja, di sekitaran Dongmen juga terdapat wisata sejarah, ada relief-relief yang terpahat di sebuah dinding besar, serta lonceng besar berada di tengah alter sebuah halaman kuil kecil, entah kuil apa namanya. Setelah mengambil beberapa take photo, perjalanan di lanjutkan ke meja makan. Kawan china kami sudah mengerti apa makanan kami, sehingga dia langung menuju restoran sea food. Kami menempati kursi di lantai dua karena di lantai satu sudah penuh dan sesak. Dilantai dua memungkinkan kami melihat sibuknya orang berlalu lalang di jalanan, suasana rame dan berisik pun terbawa  sampai ke dalam restoran tersebut, semua orang meminta cepat dan segera di layani. Kami memesan soup udang dan cumi, entah apa nama menunya, hanya kawan China kami yang tahu. Sumpit, nasi dalam mangkok serta serta sendok yang terbuat dari melamin menjadi salah satu pelengkap tradisi makan di sini. Kawan china kami setelah mencicipi menu, langsung meng-angkat mangkok nasi untuk di dekatkan ke mulut kemudian di masukkan dengan sumpit menjadi tradisi makan orang China. Masakan China begitu banyak macamnya, dan mempunyai aroma yang lezat dan segar. Penelusuran Dongmen street berakhir di meja makan tersebut, karena setelahnya kami langsung menuju hotel untuk istirahat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun