Mohon tunggu...
Ihtada Yogaisty
Ihtada Yogaisty Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Putra Madya dari pasangan Bapak Drs. H. Prayugo dan Ibu Hj. Endang Ismayuti. Saat ini bekerja sebagai abdi negara pada salah satu institusi Pengelolaan Aset Negara. Lahir dan dibesarkan di Kota P.Siantar, namun kini sedang ''in-the-kost" di Cempaka Baru, Jakarta Pusat. \r\nSaya punya ketertarikan pada bidang tulis menulis (blog lain saya: ihtadayogaisty.blogspot.com), membaca buku-buku motivasi, kreasi kuliner nusantara, gymnastic, dan bernyanyi. That's a bit of me!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Munajat Ayah Untuk Putri Tersayang

24 April 2012   02:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:13 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di penghujung malam, ia masih terjaga. Semburat wajah senggugukan. Menengadah kedua tangan. Munajatkan pinta dalam lirihnya. Seperti malam-malam sebelumnya, Pak Khoiruddin Ali berselaras dengan qiyamul lail. Bening air mata tak terkira. Matanya merah, Bukan mata biasa. Sembab oleh tangis penuh doa.

Hari ini, hari bersejarah. Bukan untuknya, tapi untuk putrinya. Nandira Ali. Benaknya terpaku, Oleh denting waktu. Putrinya kan dilamar pemuda seberang. Haruskah ini terjadi? Putri kecilku kan dibawa pergi? Dalam keheningan, usai munajat penuh hikmad, Pak Khoiruddin menuliskan bait-bait kasih sayang untuk putri semata wayang.

“Duhai engkau putriku tersayang. Tahukah engkau ayah tak bisa tidur malam ini? Menepis rasa sendu tak beralasan. Akan peristiwa esok hari. Ini adalah tugas ayahanda, putriku. Menikahkanmu, bila waktunya tiba. Dan kini pemuda itu datang. Seakan ingin membawamu jauh...

Putriku tersayang,
Ayah sadari sepenuhnya bahwa ini akan menjadi awal baru kehidupanmu. Sebab setelah ini, ada ia di sampingmu. Ia yang akan membawamu. Ia yang akan menafkahimu. Ia yang kian mencintaimu. Ia yang kan melindungimu. Menjadikanmu yang teristimewa
.

Putriku tersayang,
Taatlah pada suamimu kelak. Jadilah istri yang solehah bagi dirinya. Penuhilah kewajibanmu sebagai istrinya, ibu dari anak-anaknya. Muliakanlah ia sebagai imam dalam rumah tanggamu. Cintai dan sematkanlah cinta itu, layaknya Fatimah Azzahra yang menyematkan cintanya
pada ‘Ali bin Abi Tholib. Semoga cintamu kepadanya memperoleh ridho dari Sang Mahacinta.

Putriku,
Jadilah madrasah terbaik bagi anak-anak keturunanmu. Didiklah cucu-cucu ayah dengan kelembutan. Dengan kasih sayang. Dekatkanlah selalu anak-anakmu dengan indahnya syariat Islam. Agar kelak mereka tumbuh menjadi anak-anak yang soleh/solehah.

Putriku,
Maafkan ayah, bila ayah belum membahagiakanmu. Belum memenuhi keinginan keinginan hatimu. Tapi yakinlah putriku, engkau adalah gadis kecilku. Yang kuasuh dengan segenap jiwa ragaku.

Putriku,
Bila engkau tinggal jauh, ingatlah ayah dan ibumu selalu. Doakan kami dalam setiap sujud-sujudmu. Kunjungilah kami karena kunjunganmu adalah kebahagiaan bagi kami. Ingatlah selalu rumah ini dalam sanubarimu, wahai putri kecilku.”


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun