Mohon tunggu...
Ihsan Kusasi
Ihsan Kusasi Mohon Tunggu... profesional -

Konsultan TI dan Dosen Manajemen Perbanas

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Halaman Belakang

22 Agustus 2015   14:31 Diperbarui: 22 Agustus 2015   14:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua hari ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) melakukan pembenahan pemukiman di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung sepanjang 1,8 Km. Tepatnya di daerah Kampung Pulo. Daerah ini memang tepat berada di pinggir sungai Ciliwung. Tapi entah kenapa, sudah 3 generasi ada ratusan keluarga yang tinggal di daerah yang menjadi langganan banjir setiap tahun ini.

Secara geografis, Kampung Pulo memang tidak menguntungkan. Daerahnya pas terletak di lekukan sungai Ciliwung yang biasa disebut daerah "tapal kuda", yaitu seperti bentuk sepatu kuda yang terbuat dari besi. Pada saat debit air meningkat drastis di musim hujan, dipastikan air sungai tidak mau berpusing-pusing mengikuti aliran sungai berbentuk U. Maka ditrabaslah Kampung Pulo untuk mendapatkan jalan pintas sehingga tidak perlu lelah berputar. 

Terakhir gue mengunjungi Kampung Pulo pada saat banjir Jakarta beberapa tahun lalu. Ketika air banjir sudah mulai surut, bersama teman-teman, gue datang ke daerah tersebut untuk mengantar sumbangan para donatur. Bekas-bekas batas ketinggian air berupa lumpur masih jelas terlihat melebihi langit-langit rumah. Untungnya, rumah mereka sudah bertingkat dua semua, sehingga ketika banjir terjadi, mereka sigap mengungsi ke lantai atas.

Beberapa tali lifeline juga terlihat masih terpasang menjuntai dari rumah ke rumah. Kemungkinan dipakai penduduk untuk pengaman evakuasi bila diperlukan. Menetap selama 3 generasi dengan frekuensi banjir setiap tahun, tentu membuat warga Kampung Pulo tangguh menghadapi banjir musim hujan.

Setelah acara seremonial serah terima sumbangan, gue langsung kabur masuk lebih dalam ke Kampung Pulo. Sebuah rumah gue masukin setelah minta izin pemiliknya. Gue cuma penasaran, sebenarnya seberapa dekat sih sunga Ciliwung dengan rumah-rumah di kampung ini. Ternyata... omegot...!

Setelah masuk dari pintu depan lalu melewati ruang tamu dan pintu-pintu kamar, gue masuk ke sebuah dapur kemudian menemukan sebuah pintu menuju ke halaman belakang. Gue buka pintu perlahan: tidak ada yang gue temukan kecuali air sungai yang sedang mengalir deras, berwarna coklat beraroma tak sedap, dengan lebar sungai 10-15 meter! Surprise!!

Yang memisahkan rumah tersebut dengan aliran sungai hanyalah teras setengah meter dengan alas kayu, yang ternyata sehari-hari dipakai untuk mencuci pakaian atau piring kotor! Another surprise!!

Saat itu terlintas di benak gue, kok ada keluarga yang mau tinggal di rumah yang kurang layak seperti ini. Apakah memang tidak punya pilihan lain?

Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab beberapa hari lalu. Ahok, panggilan akrab Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, telah menyediakan rumah susun sewa sekelas apartemen sederhana di Jatinegara Barat untuk memindahkan warga Kampung Pulo. Sewanya hanya Rp.10.000,-/hari. Itupun gratis 3 bulan pertama. Dari 406 keluarga, baru 43 yang memutuskan pindah. Sisanya masih mencoba untuk bertahan di kampungya! Just another surprise!!

Padahal program Pemprov DKI adalah ingin "memanusiakan" warga Kampung Pulo. Mereka selama ini menempati tanah negara berupa DAS, yang berarti mereka illegal walaupun bukan alien. Mereka juga tinggal di daerah rawan banjir yang kurang layak, baik secara keselamatan maupun kesehatan. Anehnya, mereka malah melawan aparat ketika proses pengosongan Kampung Pulo dilakukan. Hmm... menurut gue proses tersebut sebenarnya adalah win-win solution untuk warga sendiri.

Sejatinya "memanusiakan" manusia akan mendapatkan ganjaran yang manusia sendiri tidak akan pernah bayangkan sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun