Mohon tunggu...
Idris Harta
Idris Harta Mohon Tunggu... Dosen - tentang kita dan halaman sekolah kita

g u r u g u r u g u r u g u r u

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Di Hari Guru: Di Manakah "Guru-guru" Ini Sekarang?

25 November 2012   05:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:43 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di suasana hari guru ini saya akan bercerita tentang dua orang PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Yang pertama adalah saat saya menjadi tenaga pengajar di suatu program Diploma di suatu universitas. Salah seorang mahasiswa saya mungkin rada tidak normal. Dalam setiap ujian, beliau ini selalu menyontek. Segala cara saya lakukan. Usaha terakhir adalah memisahkan dia dari mahasiswa lain. Harapannya dia tidak akan menyontek. Gagal. Karena beliau ini yah lantas menyambangi mahasiswa lain dalam ruangan itu. Ditegur? Tidak ada gunanya!!!

Singkat cerita, menjelang masa habis keliah, menjelang wisuda sebagai mahasiswa program diploma, saya dipanggil ketua prodi. Ternaya berhubungan dengan beliau situkang nyontek tadi. Dia tidak akan bisa wisuda karena 3 mata kuliah dari saya tidak lulus. Beliau ketua prodi meminta kebijakan saya untuk meluluskan situkang contek. Saya bertahan TIDAK AKAN!!! Akhirnya si ketua prodi mengatakan bahwa mahasiswa tukang nyontek tadi adalah ponakan Ketua program. NAH!!! Karena saya tidak mau memberikan nilai, maka semuanya ditangani oleh ketua prodi.

Sekarang saya bertanya-tanya, dimanakah "Guru" situkang nyontek ini berada. Apa yang dilakukannya sebagai guru? Entahlah!!!!!!

Cerita kedua waktu saya sebagai instruktur PLPG di suatu lembaga.  Pada kelas TIK guru SMP ada kewajiban menulis proposal Penelitian Tindakan Kelas. Saya kebagian 15 orang guru yang akan disertifikasi. Untuk membimbing mereka, setiap guru saya wajibkan menghadap saya dengan membawa proposal PTKnya. Salah seorang guru TIK tersebut adalah ibu guru yang mengampu mapel TIK selama 3 tahun. Judul proposanlya adalah:

Penggunaan Tutor Sebaya untuk meningkatkan keterampilan mengetik menggunakan Word Processor."

Setelah menanyakan nama, unit kerja, dan tetek bengek lainnya saya bertanya: Apa itu Word Processor? Jawabnya, itu lho pak untuk ngetik-ngetik itu.......


Jawaban ini saya terima, karena saya anggap cuku, karena saya pun mengerti.

Pertanyaan selanjutnya adalah: Apa itu Tutor Sebaya?

Jawaban pertanyaan ini membuat saya terhenyak. Saya tinggalkan dia. Saya keluar ruangan. Cari makan. Cari minum. Betapa kecewanya saya terhadap guru ini. Dimana dia kuliah? Siapakah dosennya? Begitu banyak pertanyaan saya.

Sekarang, di suasana hari guru ini saya bertanya-tanya: Bagaimana nasib siswa diajarnya? Bagaimana nasib kualitas pendidikan kita jika guru seperti ini harus lulus? Saya tidak meluluskan guru ini, tetapi karena sistem penilaian dia harus lulus. Inikah sertifikasi? Inikah guru profesional? Bu, berapa tunjangan yang ibu terima?

Sidang pembaca apa jawaban saya: Apa itu Tutor Sebaya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun