Mohon tunggu...
Aryono Putranto
Aryono Putranto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pembelajar yang tinggal di kota pelajar

(semoga) menjadi penulis yang kritis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia: Melanggengkan Tradisi Penuh Makna

11 Maret 2019   14:02 Diperbarui: 11 Maret 2019   14:13 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ditulis oleh:

Ignatius Aryono Putranto

Dosen Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Email: aryono_16@yahoo.com

 

True independence and freedom can only exist in doing what's right -- Brigham Young

Tanggal 17 Agustus merupakan tanggal keramat bagi bangsa ini. Setiap warga berlomba-lomba mempersiapkan diri menyambut datangnya tanggal tersebut. Apa yang kalian ingat dari tanggal itu? Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang baik, tentu saja hanya ada satu jawaban: tanggal lahirnya negara kita tercinta ini. Ya, setiap kali memasuki tanggal tersebut, memori kita diajak berputar mengenang peristiwa pada tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa ketika dua tokoh bangsa yang popular dengan sebutan Dwitunggal Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini. Masih lekat dalam ingatan saya setiap menonton film dokumenter mengenai peristiwa agung tersebut. Bung Karno menyuarakan dengan lantang yang kemudian diiringi dengan gegap gempita rakyat Indonesia. Penantian panjang di tengah derita imperialisme dan kolonisasi penjajah, akhirnya rakyat Indonesia bisa menghirup udara kemerdekaan.

Tanggal 17 Agustus kemudian menjadi penantian dalam arti lain bagi segenap rakyat Indonesia. Jika pada awalnya, tanggal tersebut menjadi penantian dalam menghirup udara kemerdekaan, sekarang tanggal tersebut menjadi penantian dalam rangka bersyukur atas perjuangan para pendahulu. Penantian terhadap langkah bangsa ini berikutnya. Penantian atas apa yang bisa kita berikan bagi negara ini di masa depan. Berbagai kegiatan dilakukan seluruh rakyat Indonesia dalam rangka memeringati kemerdekaan negara tercinta ini, mulai dari anak-anak yang sudah tidak sabar untuk berparade ataupun mengikuti lomba-lomba 17-an, sampai dengan orang-orang dewasa yang mempersiapkan acara-acara menyambut perayaan kemerdekaan dengan cara atau tradisi masing-masing.

Ya, memang pada akhirnya perayaan kemerdekaan bangsa ini akan menjadi sebuah tradisi. Tradisi melakukan sesuatu yang benar sehingga dapat mencapai kemerdekaan sejati, seperti yang diucapkan oleh Brigham Young, salah seorang tokoh dari Amerika Serikat seperti yang tertulis pada awal tulisan ini. Kunci dalam merayakan persitiwa kemerdekaan adalah tidak semata-mata terletak pada meriah atau tidaknya acara yang dihelat, tetapi justru mengarah kepada sejauh mana kita sebagai rakyat Indonesia mampu memaknai peristiwa yang kita rayakan tersebut, apa yang akan bisa kita lakukan bagi bangsa ini yang telah merdeka lebih dari tujuh puluh tahun.

Tentu kita sering teringat ucapan yang sangat terkenal dari seorang Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy: ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country. Filosofi kalimat ini sangatlah mendalam. Kita sebagai rakyat, tidak semestinya memaknai kemerdekaan dengan bertanya: 'okey, negara ini sudah merdeka. Aku tinggal di negara yang merdeka. Apa yang mereka (negara) bisa berikan padaku?' Justru kita harus berpikir sebaliknya (dissenting thinking): 'negaraku sudah merdeka, apa yang selanjutnya bisa kuberikan kepada negaraku tercinta ini?'

Jika kita mampu memaknai perayaan kemerdekaan bangsa ini, maka peristiwa rutin setiap tahun ini tidak hanya sekedar menjadi formalitas sebagai warga negara tetapi justru akan bermakna lebih yaitu melanggengkan tradisi penuh makna yang akan menjadi semangat seluruh warga dalam menjalankan kehidupan bernegaranya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun