Mohon tunggu...
Ignasia Dyah M P
Ignasia Dyah M P Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Communication Science

Seorang Copywriter yang senang menulis berbagai macam topik dengan berbagai gaya bahasa

Selanjutnya

Tutup

Film

Menilik Paradigma Fungsionalisme dalam Film Denias: Senandung di Atas Awan

23 September 2020   14:06 Diperbarui: 23 September 2020   14:18 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat kita duduk di sekolah dasar, mungkin kita pernah menonton film "Denias: Senandung di Atas Awan" (2006). Film dengan tema pendidikan ini, menggambarkan kisah seorang anak yang berusaha untuk mengubah pandangan masyarakat mengenai pendidikan.

Sebagai penikmat film, tentu saja kita dapat melihat film ini dari sebuah paradigma. Apa itu paradigma? Paradima merupakan cara pandang yang digunakan oleh suatu komunitas yang dijadikan sebagai dasar untuk mengkaji suatu fenomena alam atau sosial. Dengan paradigma kita dapat melihat pesan yang ingin disampaikan oleh sebuah film, selain itu juga kita dapat menemukan fokus analisis dari sebuah film.

ekoariwibowo13.blogspot.com
ekoariwibowo13.blogspot.com

Film Denias: Senandung di Atas Awan yang ditayangkan pada tahun 2006, memiliki paradigma fungsionalisme sebagai paradigma yang dominan dalam film tersebut. Paradigma fungsionalisme dapat dipahami sebagai pandangan yang menganggap masyarakat sebagai sistem yang saling berkaitan, paradigma ini juga tidak menerima hal-hal yang dapat mengguncang status quo. Sehingga, pandangan ini lebih melihat kearah hal-hal yang teratur dan tidak teratur atau dapat dibilang sangat melihat keteraturan dalam suatu peristiwa.

Mengapa film Denias: Senandung di Atas Awan merepresentasikan paradigma fungsionalisme?

Paradigma fungsionalisme yang terepresentasi dalam fil, Denias: Senandung di Atas Awan (2006) adalah adanya ketidakteraturan pada sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Sistem pendidikan yang tidak merata, sehingga hanya orang yang memiliki jabatan dan orang yang memiliki kekayaan saja yang boleh bersekolah dan mengikuti pendidikan, padahal seharusnya pendidikan harus disamaratakan.

Ketidakteraturan lainnya juga terlihat dari sosok Denias, di mana hubungannya dengan ayahnya menjadi kurang baik semenjak kematian ibunya padahal, ayahnya adalah orangtua satu-satunya dari Denias setelah kematian ibunya. Ayahnya yang tadinya dipatuhi oleh Denias, dianggap tidak mendukung keinginan Denias untuk bersekolah.

Itu dia tadi paradigma fungsionalisme yang terdapat dalam film Denias: Senandung di Atas Awan. Ketidakteraturan mengenai sistem pendidikan dan hubungan antar keluarga digambarkan dengan sangat jelas dalam film tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun