Mohon tunggu...
Ifan alexander
Ifan alexander Mohon Tunggu... Jurnalis - Barokah

jadilah manusia jangan jadi manusia lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PMII Berupaya di Masa Akan Datang

21 April 2020   22:00 Diperbarui: 21 April 2020   21:52 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Musuh terbesar PMII adalah dirinya sendiri. PMII tidak akanpernah maju jika dalam dirinya sendiri yaitu anggota dan kaderPMII masih berkutat di area konflik internal organisasi yang
berkembang secara tidak sehat, soal perebutan posisi jabatan.

Masalah diaspora kader masih menjadi pelakat ketika jenjang kontestasi, maka secara pimikiran kader pmii unsuri khusunya tidak lain , merupakan budaya hegemoni dalam setting perang lokal , dan masalah dialektika itu sudah pasti mempuni bagi kader kader Pmii. 

Tantangan ke depan, Refleksi terkait diaspora senior terhadap kader belum siknfikan, dan belum ter arah terobosannya ke jenjang berikutnya, ketaqwaan sebagai kader kami rasa sudah 3o persen sudah lumayan di prioritaskan seperti spritul  kader .

PMII merupakan organisasi pengkaderan. Artinya PMII susah jelas kemana aras pengurus  yang akan meramutnya ke jenjang mapaba PKD.

Senior alumni yang sudah tidak berperan dalam struktural PMII harus melakukan upaya-upaya untuk menyiapkan kader
penggerak yang dapat mewarnai kehidupan bangsa dan
Negara. Yang dapat memasuki berbagai lini dan sektor
kehidupan, yang mana harus bermodalkan jejaring  intelektualitas baik  secara skill dan nilai tawar setiap kader sehingga
menjadi akademisi, ulama, entrepreneur, politisi, advokat,
guru, dosen, aktivis, tokoh masyarakat, pejabat, wartawan,
dan sebagainya.
Upaya pengembangan PMII di kampus mana pun atau sesudahnya ,

yang kedua masalah internal terkait intelektualitas setiap
anggota maupun kader yang ada, memang yang marak sejauh
ini adalah budaya konsumtif yang manakala jikalau budaya
tersebut terus-terusan dibiarkan berkembang di tubuh PMII
maka konsekuensi yang didapat ialah Pseudo-aktivisme dan
wabah anti-intelektual, anggota maupun kader sudah merasa menjadi aktivis hanya dengan berswafoto menggunakan
embel-embel PMII yang kemudian diunggah ke sosial media
yang ada dengan menambahkan kata-kata "kekiri-kirian".  hehehe ,
Juga anggota maupun kader merasa puas hanya dengan
ngopi semalaman suntuk tanpa diikuti kegiatan intelektualitas seperti diskusi, membaca, dan menulis. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun