Mohon tunggu...
I Fadhilah Dita
I Fadhilah Dita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Saya seorang mahasiswa UM prodi PGSD.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Penutupan TikTok Shop sebagai Dampak Kesejahteraan yang Tidak Merata

2 November 2023   14:38 Diperbarui: 2 November 2023   14:41 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemajuan teknologi informasi saat ini menyebabkan konflik akibat dari kesejahteraan ekonomi yang tidak merata juga dapat terjadi secara online. Dengan adanya akses internet, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi di mana saja dan kapan saja (Supriyanto et al., 2023). Hal tersebut mengakibatkan informasi dapat tersebar secara cepat. 

Salah satu konflik akibat kesejahteraan ekonomi yang tidak merata yaitu konflik antara kelompok pedagang konvensional dengan pengguna layanan TikTok Shop yang disebabkan oleh kebijakan penutupan platfrom TikTok Shop. Adanya TikTok Shop membuat sebagian masyarakat yang berjualan di pasar konvensional merasa hal ini merupakan sebuah ancaman. Ancaman yang dirasakan oleh penjual merupakan akibat dari kesejahteraan ekonomi yang tidak merata yaitu merosotnya omzet yang didapat pedagang konvensional ketika adanya TikTok Shop.

Aplikasi TikTok mulai dikenal masyarakat pada tahun 2020 saat adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat melakukan berbagai aktivitas di dalam rumah. Aplikasi tiktok digemari masyarakat karena dapat mengurangi perasaan jenuh dan bosan. Aplikasi ini merupakan sebuah platform yang bisa digunakan di perangkat seluler untuk menonton dan menciptakan video hiburan yang dapat dinikmati oleh pengguna. Adanya perkembangan teknologi, TikTok membuat inovasi yaitu TikTok Shop. Fitur ini dirancang untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas jual beli yang memberikan penawaran produk dengan harga yang lebih kompetitif daripada E-commerce lainnya. Pengaruh E-commerce terhadap industri konvensional sangat signifikan yang mengakibatkan pergeseran kebiasaan dasar dalam berbisnis dan budaya konsumen (Chusumastuti et al., 2023).

Hasil penelitian Rosmiati (2022), menyebutkan bahwa generasi milenial  memiliki pola konsumsi tinggi terhadap penggunaan TikTok Shop. Generasi milenial sepakat bahwa aplikasi TikTok Shop menawarkan fitur live streaming, video promosi pendek, dan ulasan singkat pelanggan, dimana fitur-fitur tersebut memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk yang dijual memiliki kualitas yang baik dan sesuai seperti pengalaman berbelanja langsung. Selain itu, berbelanja melalui TikTok Shop juga menghemat waktu dan sangat efisien, salah satunya adanya kemudahan dalam transaksi pembayaran  melalui layanan m-banking, cash on delivery (COD), serta berbagai aplikasi dompet digital lainnya.   

Ditinjau dari perspektif generasi Z, pada penelitian yang dilakukan oleh Sa'adah et al., (2022) menunjukkan hasil bahwa 90% generasi Z menyetujui bahwasanya fitur Tiktok Shop   memberikan banyak sekali kemudahan dalam penggunaannya, persepsi manfaat menunjukan 85,56% generasi Z setuju bahwa fitur TikTok Shop memberikan manfaat pada kegiatan bertransaksi, persepsi resiko menunjukan 93,35% generasi Z beranggapan bahwa fitur TikTok Shop memiliki risiko yang sedikit didalam penggunaannya. Generasi Z aktif menggunakan fitur TikTok Shop untuk berbelanja beragam produk, termasuk pakaian dan makanan. Hal ini dikarenakan TikTok menawarkan harga yang lebih terjangkau serta ongkos kirim yang lebih rendah dibandingkan dengan toko online lainnya. Selain itu, mereka juga merasa bahwa iklan yang ditawarkan oleh para pemasar di TikTok Shop memberikan kesempatan untuk berkreasi sambil menarik minat masyarakat untuk membeli produk-produk yang ditawarkan dalam fitur TikTok Shop tersebut.

Banyak orang berpendapat bahwa berbelanja secara online lebih ekonomis dibandingkan dengan berbelanja di toko fisik. Salah satu alasan yang sering disebutkan adalah karena biaya operasional dalam menjalankan bisnis online cenderung lebih rendah dibandingkan dengan bisnis konvensional. Hal ini mencakup pengurangan biaya seperti sewa lokasi, upah karyawan, dan pajak toko, sehingga toko online dapat menawarkan produk dengan harga lebih terjangkau. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, sektor perbankan dan sistem pembayaran juga telah mulai mendukung transaksi online, berbeda dengan situasi sepuluh tahun lalu.

Pernayataan respon masyarakat terkait adanya TikTok Shop yang dijabarkan pada pernyataan di atas, menjadi salah satu alasan peningkatan popularitas TikTok Shop dalam beberapa tahun terakhir sehingga hal ini dianggap sebagai ancaman bagi bisnis konvensional. Salah satu bukti nyatanya yaitu penurunan pendapatan akibat sepinya pengunjung di beberapa pusat perbelanjaan. Para penjual konvensional berkeyakinan bahwa hal tersebut disebabkan oleh banyaknya konsumen yang beralih berbelanja secara online utamanya pada aplikasi TikTok. 

Popularitas TikTok Shop membuat sebagian kelompok pedagang konvensional di Tanah Abang melanyangkan protes meminta agar TikTok Shop ditutup. Dilansir dari CNN Indonesia, hal ini dikarenakan pedagang merasa bahwa harga di TikTok Shop terlalu murah sehingga ia kesulitan mengejar harga. Adanya TikTok Shop membuat omzet pedagang konvensional di Tanah Abang berkurang sampai 80 persen hingga 90 persen. Merujuk pada aturan pemerintah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 dan Permendag Nomor 31 Tahun 2023, pemerintah resmi menutup Tiktok Shop pada Rabu, 4 Oktober 2023. Alasan penutupan TikTok Shop yaitu sosial commerce hanya boleh dijadikan tempat promosi dan dilarang untuk bertransaksi.

Kebijakan penutupan TikTok Shop berdampak bagi banyak orang yang memanfaatkan layanan aplikasi tersebut. Pedagang di Tiktok Shop, affiliator, maupun konsumen yang memanfaatkan aplikasi tersebut menyayangkan adanya kebijakan ini karena merasa dirugikan.  Orang-orang yang merasa terdampak secara negatif melayangkan protesnya melalui berbagai sosial media bahkan akun Instagram Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan banjir oleh komentar netizen yang tidak terima dengan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. 

Tidak hanya itu, beberapa orang di sosial media juga menyalahkan pedagang konvensional yang menginginkan penutupan TikTok Shop akibat tidak mau mengikuti perkembangan zaman dan tidak melakukan inovasi. Di sisi lain, dilansir dari Republika.co.id penutupan TikTok Shop memiliki dampak positif terhadap ekosistem e-commerce, yang salah satunya tercermin dari peningkatan harga saham Bukalapak dan Tokopedia. Selain itu, dilansir dari finance.detik.com penutupan TikTok Shop menyebabkan Pasar Tanah Abang ramai kembali dengan aktivitas jual-beli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun